Harus Banget, Ya Marah-Marah ke Anak di Depan Umum?

Wida Kriswanti | 10 Februari 2017 | 20:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saat berada di tempat umum, ada kalanya kita melihat orang tua yang memarahi anaknya—karena dianggap nakal—seolah tidak ada orang lain yang memperhatikan. Marah-marahnya bisa dengan gaya kalap, pekikan suara yang tinggi, atau bahkan dengan sedikit kekerasan fisik. Seperti menarik keras atau mendorong. Duh!

Memarahi anak di depan umum, benar-benar haruskah?

Menurut Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, memarahi anak, seharusnya tidak ada lagi dalam kamus orang tua zaman sekarang. Apalagi di depan umum.

“Mengubah perilaku menjadi lebih baik, harus dengan marah? Sepertinya tidak,” kata Anggia. “Andai memang harus marah saat itu juga, hanya boleh jika berada dalam kondisi tertentu. Misal, mendesak, anak keterlaluan, dan lain-lain,” imbuhnya.

Sebagai telanjur salah memarahi anak di depan umum dan kemudian menyesal, Anggia menyarankan para orang tua untuk lebih dulu membuat pertimbangan. Antara lain sebagai berikut:

1. Seberapa penting?

Seberapa penting mengubah perilaku anak saat itu juga? Di depan umum? Sebegitu pentingnya kah sehingga tidak bisa menunggu jeda sebentar sampai tidak dilihat banyak orang? Kalau Anda yakin penting banget harus melakukannya saat itu juga, maka lakukan.

2. Seberapa segera?

Tentu masih erat kaitannya dengan seberapa penting tadi. Artinya, jangan marah menjadi amarah. Marah, Anda fokus pada masalahnya. Amarah, Anda meluapkan emosi negatif. Bisa kepada anak atau jangan-jangan malah bukan tentang anak.

Marah seharusnya bisa menunggu. Sebentar saja, saat anak cukup tenang, saat anak tidak terpancing emosi, dan saat tidak banyak orang.

3. Seberapa sepadan?

Andai sepenting itu (nomor 1) dan harus sesegera itu (nomor 2), tanyakan kembali seberapa sepadan marah Anda yang tujuannya menasehati/memberitahu/mengubah perilaku, dengan risiko trauma anak di masa mendatang. Sakit hati, malu, sedih, takut, bahkan dendam.

Jika Anda rasa cukup sepadan, lakukanlah. Jika tidak, tahan diri sebentar. Cari waktu yang lebih baik, kondisi yang lebih tenang, cara dan kata yang lebih baik atau lebih efektif.

 

(wida/wida)

Penulis : Wida Kriswanti
Editor: Wida Kriswanti
Berita Terkait