Diet Ketogenik, Tepatkah untuk Anda?
TABLOIDBINTANG.COM - Pada dasarnya, diet ketogenik mengonsumi makanan berlemak sehat sebagai pengganti karbohidrat, glukosa, dan protein.
Dilansir LifeAdvancer, idenya adalah bahwa tubuh Anda melakukan 'ketosis' - tubuh membakar lemak sebagai sumber bahan bakar utama, bukan gula.
Dengan mengandalkan lemak, terdapat perubahan dalam cara tubuh Anda memproses gula dan karbohidrat. Mengelola asupan makanan Anda dengan diet ketogenic membuat Anda merasa kenyang lebih lama, dan program ini memberi dampak positif terutama jika Anda berhadapan dengan kondisi sebagai berikut:
1. Epilepsi
Diet ini diketahui dapat meningkatkan daya tahan terhadap epilepsi dengan memproduksi bahan kimia alami dalam tubuh yakni asam dekanoat. Komposisi asam ini mempunyai efek mengurangi kejang pada penderita epilepsi.
Penggunaan diet ketogenik untuk mengobati epilepsi bukanlah hal baru dan sudah diterapkan selama 90 tahun sebagai pengobatan epilepsi. Saat ini sedang dipelajari manfaat diet ini untuk membantu pengobatan Alzheimer dan Parkinson.
2. Gangguan metabolisme
Diet ketogenik yang berfokus mengonsumsi makanan dengan lemak sehat membantu meningkatkan fungsi sel, termasuk fungsi mitokondria. Hal ini berimbas pada fungsi metabolisme tubuh yang lebih baik.
Seringkali asupan karbohidrat dan gula berdampak mempercepat dan memperlambat tingkat metabolisme pada waktu bersamaan. Dengan mengurangi karbohidrat, sistem metabolisme mulai seimbang dengan sendirinya.
3. Obesitas dan diabetes
Jika metabolisme tubuh berjalan secara alami, peran insulin dalam sistem tubuh untuk mengelola asupan lemak dan gula semakin membaik. Anda akan merasa kenyang lebih lama.
Diet ketogenik memaksa tubuh untuk berinteraksi dengan lemak dan karbohidrat/glukosa dalam cara yang berbeda. Sedangkan asupan lemak sehat menurunkan kolesterol jahat. Dalam tahap selanjutnya, diet ini membantu mengatasi penyakit seperti obesitas dan diabetes.
Namun, seperti seluruh jenis diet lainnya, terdapat kemungkinan bahwa diet ketosis ini tidak cocok untuk beberapa orang. Di antaranya bagi ibu hamil dan menyusui, orang-orang dengan penyakit kantung empedu, orang-orang dengan BMI 20 atau lebih rendah, dan beberapa kondisi lain.
Dokter bahkan mengatakan bahwa sifat yang ketat dari diet ini hanya dapat dilakukan di bawah pengawasan medis.
(dea/wida)