Mengenal Kain Tenun Ikat Khas Nagekeo NTT

Romauli Gultom | 12 April 2019 | 14:52 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sejumlah daerah di Indonesia memiliki beragam kain tenun dengan ciri khas masing-masing. Namun, berbeda dengan kain tenun ikat dari kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur yang identik dengan warna hitam dan kuning emas. 

"Tenun ikat Nagekeo NTT memiliki ciri khas yang berbeda dengan lainnya. Lembar di bagian depan berwarna hitam, sedangkan di bagian belakang berwarna kuning keemasan. Kombinasi warna yang mencolok inilah yang membuat tenun Nagekeo lebih mudah diingat," kata Julie Sutrisno Laiskodat disela Soft Launching Festival Literasi Nagekeo di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (11/4).

Dalam kesempatan tersebut, Julie juga meraih piagam penghargaan Pelopor Literasi Tenun Ikat Nagekeo 2019 yang diberikan langsung oleh Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do.

Setelah tujuh tahun bergelut untuk mengembangkan tenun ikat Nagekeo, Julie terpanggil untuk mengenalkan tenun Nagekeo NTT ke seluruh Indonesia, sehingga langkah ini akan meningkatkan perekonomian pengrajin tenun di NTT

"Tenun sudah menjadi budaya di NTT, khususnya di kabupaten Nagekeo yang memiliki banyak kekayaan alam hingga tenun. Karena itu, kami ingin lebih mengedukasi sumber daya alam di NTT lewat literasi tenun dan melalui Festival Literasi Nagekeo yang akan digelar tahun ini," ujar Julie selaku Ketua Dekranasda NTT dan istri Gubernur Nagekeo.

Julie menambahkan, literasi bukan sekedar lewat buku saja. Tapi dengan literasi tenun akan memberikan pengetahuan kepada banyak orang bahwa tenun ikat Nagakeo memiliki ciri khas tersendiri yang sangat indah serta untuk mengenalkan semua kekayaan dan pariwisata di NTT.

"Kain tenun merupakan salah satu mata pencaharian penduduk di NTT. Karena menenun tidak memiliki musim layaknya pekerjaan sebagai petani. Karena itu, kami ingin membantu pengrajin agar kegiatan menenun akan menjadi roda penggerak perekonomian di NTT," harap Julie yang memiliki butik kain tenun bernama LeViCo di bilangan jalan Wijaya, Jakarta Selatan.

Penulis : Romauli Gultom
Editor : Romauli Gultom