Ternyata Madu, Nugget, Stik Ayam, Soda, Susu Segar Tak Baik Dikonsumsi Anak-Anak

TEMPO | 24 Mei 2019 | 20:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Menyiapkan sarapan, makan siang, dan malam jadi perhatian khusus bagi orang tua. Sebab, anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, orang tua pun harus memastikan makanan harus nutrisi yang terbaik untuk mereka.

Tak semua makanan baik untuk anak-anak karena kandungan bahan kimia dan bakteri tertentu. Berikut adalah lima makanan dan minuman yang tidak baik untuk dikonsumsi dan harus dihindari orang tua dalam menyajikannya untuk anak-anak.

1. Madu

Madu punya banyak khasiat untuk kesehatan. Tapi ternyata tidak semua jenis madu baik dikonsumsi anak-anak, terutama anak di bawah usia dua tahun. Juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics yang berspesialisasi dalam nutrisi anak-anak, Wesley Delbridge, mengatakan bahwa madu tertentu mengandung spora bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan anak jatuh sakit.

“Bakteri ini tidak akan menyakiti orang dewasa. Tetapi sangat mungkin untuk anak-anak karena sistem kekebalannya belum cukup dibangun untuk melawan bakteri itu,” katanya.

2. Makanan beku

Nugget ayam dan stik ikan selalu dipilih orang tua untuk bekal anak karena proses masaknya yang terbilang mudah. Sayangnya, Delbridge mengatakan bahwa makanan beku seperti itu mengandung sodium, lemak jenuh, dan pengawet yang sangat tinggi. Terlebih lagi, ayam dan ikannya pun umumnya berkualitas rendah. “Nilai gizinya yang dimilikinya hampir bisa dibilang tidak ada. Kalau Anda mau menggunakannya satu atau dua kali, tidak papa. Namun jika terus-terusan dapat mengganggu perkembangan anak,” katanya.

3. Minuman bersoda

Sudah banyak sekali penelitian yang menyebutkan bagaimana minuman bersoda berkontribusi langsung dalam memicu munculnya penyakit diabetes dan obesitas. Ini disebabkan oleh kandungan gula yang sangat banyak atau satu botolnya setara dengan 60 gram glukosa.

Profesor ilmu kesehatan di Boston University, Joan Salge Blake, mengatakan bahwa jumlah gula tersebut dapat memenuhi empat kali kebutuhan tubuh anak-anak. “Sangat tidak disarankan untuk memasok terlalu banyak gula tanpa nutrisi ini karena komplikasi mulai dari kerusakan gigi hingga sistem pencernaan dapat terjadi,” katanya.

4. Susu segar 

Banyak yang mengatakan bahwa susu segar yang langsung diambil dari sapi perahan memiliki nilai nutrisi yang jauh lebih tinggi ketimbang susu pasteurisasi. Sayangnya, hal tersebut hanya berlaku bagi orang dewasa.

Salge Blake mengatakan bahwa bakteri pada susu sapi perahan justru lebih beresiko untuk menyebabkan penyakit pada anak. Lagi-lagi, ini disebabkan oleh kekebalan tubuh anak yang belum bisa melawan bakteri tertentu.

“Anak-anak lebih rentan karena sistem imunitasnya belum terbentuk sempurna layaknya orang dewasa,” katanya.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO