120 Ribu Anak Perempuan Terancam Tak Dapat Vaksinasi HPV lanjutan, Kenapa?

Panditio Rayendra | 20 Desember 2019 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks direncanakan menjadi program nasional. Bukannya diresmikan menjadi program imunisasi nasional, percontohan vaksinasi HPV tahun ini justru berada di ujung tanduk.

“Vaksinasi HPV anak sekolah harusnya dilakukan November kemarin. Hingga pertengahan Desember, belum ada tanda akan segera digelar,” beri tahu Pendiri Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) sekaligus Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) di Jakarta, baru-baru ini. 

Ia menambahkan, “(Akibatnya) 120 ribu anak perempuan terancam tak mendapat vaksinasi HPV lanjutan.” Seperti diketahui vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus) dimulai dengan program percontohan di Jakarta pada 2016. Program serupa mulai dihelat di sejumlah daerah lain. Pada 2018 progran ini menjangkau Yogyakarta (Kabupaten Bantul dan Kulon Progo), Surabaya, Makassar, dan Manado. Ketua Umum Cancer Information and Support Group, Aryanthi Baramuli, menyebut percontohan vaksinasi HPV berjalan lancar sejak 2016.

“Cakupannya mencapai lebih dari 90 persen. Baru kali ini terlambat karena ada masalah ketersediaan vaksin HPV. Hingga saat ini, vaksinnya belum tersedia. Pemerintah harus lebih mementingkan masa depan putri bangsa dengan segera menyediakan vaksin HPV untuk siswi SD, supaya program ini bisa dilanjutkan,” bebernya. Vaksin HPV diindikasikan untuk perempuan dan laki-laki usia 9-45 tahun. Pada usia 9-13 tahun, vaksin hanya diberikan dalam dua dosis atau lebih sedikit ketimbang pada usia 14 tahun ke atas.

Program vaksinasi HPV di Indonesia menyasar siswi kelas 5 SD atau sederajat (dosis pertama). Dosis kedua diberikan setahun kemudian. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi HPV (2 dosis) untuk anak perempuan usia 9-13 tahun salah satu intervensi kategori best buysyang cost effective. Jarak antara vaksinasi HPV usia 9-13 tahun yakni 6-12 bulan. Jarak dosis vaksin kedua maksimal diberikan setahun setelah dosis pertama. Belum bisa dipastikan dampaknya bila dosis kedua diberikan setelah lewat satu tahun dari dosis pertama. 

Andrijono mengungkapkan, “Dalam waktu dekat akan dilakukan kajian ilmiah terkait hal ini dan upaya agar program vaksinasi HPV bisa berjalan lagi.” Data Globocan 2018 menyebut sebanyak 2 perempuan meninggal setiap 1 jam karena kanker serviks di Indonesia. Vaksin HPV adalah pencegahan primer untuk kanker serviks yang jadi pembunuh perempuan nomor dua di Tanah Air. Selain ekonomis, vaksinasi HPV di usia dini memberikan proteksi lebih baik karena antibodi yang terbentuk lebih optimal jika dibandingkan dengan vaksinasi pada usia dewasa.

Vaksin HPV yang dipakai dalam program dapat melindungi dari empat tipe HPV (tipe 6, 11, 16, dan 18). Vaksin ini terbukti aman, efektif, dan mendapat sertifikat Halal dari Islamic Food and Nutrition Council of America (IFANCA). Sertifikat Halal IFANCA telah diakui LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia).

Penulis : Panditio Rayendra
Editor : Panditio Rayendra