Waspada Demam Berdarah dan Leptospirosis Akibat Banjir
TABLOIDBINTANG.COM - Faktor pemicu lain meningkatnya penyakit selama banjir, berkumpulnya banyak orang dengan tingkat kebersihan berbeda di tempat pengungsian.
"Itu membuat penyakit menyebar semakin cepat. Penggunaan masker atau (minimal) menutup mulut dengan tisu saat Anda batuk, lalu membuangnya ke tempat sampah sangat dianjurkan. Dan jangan meludah sembarangan," kata Dr. Ganda Anang Sefri Ardiyanto
"Momok" lain yang mengintai pada saat banjir, demam berdarah. Curah hujan yang meningkat memicu banyak genangan air. Akibatnya, tempat perkembangbiakan nyamuk Aydes Aegypti (vektor demam berdarah-red) meluas. Gejala utamanya, demam yang tidak turun-turun setiap hari dengan pola seperti pelana kuda. Tiga hari panas terus-menerus kemudian demam turun dan anak dapat melakukan kegiatan sehari-hari lalu demam kembali. Artinya, Anda perlu mencermati karakteristik demamnya.
"Satu lagi yang sering dilupakan, leptospirosis. Penyakit ini termasuk penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dengan perantara hewan. Penyebabnya, kuman leptospira. Di Indonesia hewan yang menularkan, tikus. Saat banjir, banyak tikus yang bersembunyi di liang keluar. Mereka ini bergerak menuju ke daerah dengan sanitasi buruk," urai Staf Laboratorium Fakultas Kedokteran UMS Solo itu. Nah, leptospira terdapat pada air kencing dan kotoran dari tikus.
Pada saat banjir, air kencing dan kotoran tersebut akan bercampur dengan air banjir. Kuman itu menyelinap masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka. Leptospirosis merupakan "great imitator" dari berbagai penyakit, penanganannya terkadang terlambat. Gejalanya antara lain flu, demam, badan pegal, bahkan kulit terlihat kuning. Dalam tahap yang lebih akut, penderitanya bisa sampai gagal ginjal.
"Untuk menghindari hal tersebut masyarakat harus melakukan langkah antisipasi yakni sanitasi yang baik agar tikus tidak berkembang biak. Ingatkan anak-anak agar tidak bermain air ketika banjir. Gunakan pelindung seperti sepatu boot. Itu demi menjaga kesehatan keluarga di tengah kondisi cuaca yang tak menentu seperti sekarang ini," pungkasnya.
(wyn/adm)
-
Peristiwa
Sejak 18 Oktober Kasus Gangguan Ginjal Akut pada Anak Terus Menurun
RedaksiSenin, 7 November 2022 -
Gaya Hidup
Teknologi Makin Canggih, Midea Luncurkan Robot Pembantu Ibu Rumah Tangga
RedaksiSenin, 7 November 2022 -
-
-
Gaya Hidup
Aktivitas Padat Bikin Kaum Milenial Abai dengan Imun Tubuh
RedaksiJumat, 4 November 2022 -
-
Gaya Hidup
Indonesia Fitness Summit 2022, Dorong Kesadaran Masyarakat untuk Berolahraga
RedaksiSelasa, 1 November 2022 -
Peristiwa
200 Vial Fomepizole Tiba di Indonesia, Didistribusikan ke Seluruh Rumah Sakit Rujukan
RedaksiSenin, 31 Oktober 2022 -
Gaya Hidup
Mengenal Erotomania Syndrome, Halusinasi Akan Cinta
Vallesca SouisaMinggu, 30 Oktober 2022