Perhatikan 3 Hal Ini Sebelum Mengonsumsi Obat atau Teh Pelangsing

aura.co.id | 22 Mei 2020 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebuah iklan rokok lawas menyindir kaum hawa yang terobsesi ingin kurus. Dalam iklan itu, seorang wanita panik karena kekasihnya terjerumus ke jurang. Lalu, jin muncul dan berujar, “Kuberi satu permintaan.” Bukannya memohon agar kekasihnya selamat, si gadis (yang sebenarnya sudah langsing) menjawab, “Aku ingin kurus.” Apa pun demi melangsingkan tubuh akan dijalani mayoritas kaum hawa, termasuk menenggak obat pelangsing. Sayang, banyak yang mengeluh habis minum obat atau teh pelangsing, keesokan harinya BAB sepanjang hari.

Risiko

Dalam kamus medis, tidak ada istilah langsing. Medis hanya mengenal istilah berat badan ideal, berat badan normal, berat badan kurang, berat badan berlebih hingga obesitas. Spesialis gizi dan nutrisi dr. Marya W. Haryono mengulas, yang dimaksud langsing oleh awam bisa saja mengarah ke berat badan kurang, tergantung target diet yang hendak dicapai. Padahal, berat badan kurang belum tentu sehat.

“Banyak obat atau teh herbal yang mengklaim mampu melangsingkan tubuh. Cara kerjanya pun bervariasi, dari mengeluarkan lebih banyak air dari tubuh, mengeluarkan kotoran lebih sering, meningkatkan metabolisme untuk memperbanyak pemakaian energi di dalam tubuh, dan lain-lain,” terang Marya di Jakarta, pekan lalu.

Jika konsumsi obat pelangsing tidak diikuti dengan pengaturan makan baik dari segi jumlah maupun komposisi, efek yang diperoleh bervariasi. Berat badan Anda bisa saja turun, tapi belum tentu Anda berhasil mempertahankan bobot itu. Sering kali, setelah sukses menguruskan badan, si pelaku diet terkena sindrom yoyo.

Diet, kata Marya, bukan semata mengurangi porsi makan atau menghindari menu tertentu demi menguruskan badan. Jika nekat melakukan diet semacam itu, Anda akan sampai di titik jenuh yang membuat Anda kalap memakan apa saja. Atau, Anda berhasil menguruskan badan. Merasa sukses, Anda mengganjar diri sendiri dengan memakan apa saja. Hasilnya, dalam hitungan hari badan kembali membengkak. Inilah yang disebut sindrom yoyo.

“Ingat, tidak semua orang sama responsnya terhadap 1 jenis obat pelangsing. Jadi, reaksinya tidak selalu BAB sepanjang hari. Efek obat atau teh pelangsing biasanya bertujuan meningkatkan pembuangan baik melalui air kencing maupun BAB. Efek jangka pendek pastinya berat badan turun. Risiko lain yang muncul misalnya dehidrasi. BAB atau kencing terlalu sering, itu jelas tidak sehat,” Marya membagi nasihat.

3 Hal yang Mesti Diperhatikan

Jika sering BAB membuat badan sangat lemas, Marya menyarankan Anda memperbanyak konsumsi air putih dan tentunya berhenti menenggak obat pelangsing. Jika gangguan BAB berkepanjangan dan lemas di tubuh tidak terkontrol, konsultasikan kepada dokter.

Sebelum mengonsumsi obat atau teh pelangsing, ada tiga hal yang harus Anda perhatikan. “Pertama, indikasinya harus jelas. Kedua, dosis (pengobatan yang diberikan dalam jangka waktu tertentu) terukur. Ketiga, ketahui efek samping termasuk kapan harus menghentikan penggunaan obat,” papar Marya.

Diakuinya, banyak kaum hawa berpedoman makanlah seperti biasa, tidak perlu repot-repot mengurangi porsi sambil minum pelangsing, maka tubuh akan kurus dengan sendirinya. Terkait gaya hidup semacam ini, Marya menjelaskan, “Semua itu tergantung pemakaian obat dan diet yang dijalani. Fakta yang akan tampak adalah status kesehatan tubuh orang itu dan penurunan bobot dalam batasan normal yakni sebesar 0,5 hingga 1 kg per minggu.”

Kuncinya, konsumsi obat pelangsing harus diimbangi dengan diet sehat. Yang dimaksud diet sehat, mengatur (tidak melulu mengurangi porsi) menu makanan sesuai kebutuhan tubuh. Plus, yang memberikan obat atau teh pelangsing sebaiknya orang yang berkompeten. “Mulailah diet dengan memilih bahan pangan alami yang mengenyangkan yakni tinggi serat, cukup protein, dikenal sebagai sumber lemak tak jenuh, dan tidak tinggi kolesterol,” Marya mengakhiri perbincangan. J wyn/ Foto: depositphotos/ Wayan Diananto

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id