Tidak Ada Dalam Istilah Medis, Apa Itu Masuk Angin?

aura.co.id | 18 November 2020 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Orang Indonesia akrab dengan istilah masuk angin. Saat perut kembung, meriang, sakit kepala, badan pegal linu, biasanya masuk angin yang dituding sebagai biang kerok. Tahukah Anda sebenarnya masuk angin itu penyakit apa?

Bukan Karena Ada Angin Di Tubuh

Spesialis penyakit dalam dr. L. Aswin Pramono, membenarkan masuk angin tidak ada dalam istilah medis. Namun secara medis kondisi masuk angin bisa dijelaskan. “Dalam istilah kedokteran, yang ada misalnya dispepsia yang merujuk pada kondisi mual dan kembung. Ada pula influenza atau flu, infeksi saluran pernapasan atas, dan mialgia yaitu pegal atau sakit di bagian otot. Sakit otot penyebabnya macam-macam, jadi belum tentu masuk angin,” urai Aswin.

Awam mengartikan masuk angin sebagai masuknya angin ke bagian tubuh tertentu misalnya di saluran cerna atau saluran napas. “Kondisi yang sebenarnya tidak seperti itu. Tidak seharfiah itu,” Aswin meluruskan. Masuk angin sebenarnya adalah gejala-gejala yang ditimbulkan dari berbagai penyakit. “Kondisi yang disebut masuk angin bisa jadi disebabkan oleh flu, radang saluran napas, kembung, pegal, asam lambung naik, atau ketika badan kelelahan,” Aswin menukas.

Meski demikian, ia tidak melarang penggunaan istilah masuk angin. “Meski tidak begitu tepat dan tidak ada di kamus medis, menurut saya boleh-boleh saja memakai istilah masuk angin untuk menggambarkan kondisi tubuh pasien. Masuk angin memang istilah di kalangan orang Indonesia saja,” Aswin berpendapat seraya menambahkan, “Masuk angin disebabkan banyak faktor seperti virus, kelelahan, menurunnya daya tahan tubuh, atau asam lambung berlebih.”

Ia mengimbau masyarakat tidak menyepelekan kelelahan karena bisa melemahkan daya tahan tubuh sehingga lebih mudah mengalami masuk angin. Masuk angin juga terjadi karena seseorang terkena udara dingin misalnya, terlalu lama berada di ruangan ber-AC, di depan kipas angin, terkena angin malam, atau kehujanan.

“Tidak salah jika hal-hal seperti itu dikatakan sebagai penyebab masuk angin karena dapat menimbulkan demam, kembung, mual, dan meriang yang merupakan gejala masuk angin,” terang Aswin yang ditemui di Jakarta, pekan lalu.

Mengatasi Masuk Angin

Masuk angin bukan penyakit berbahaya. Namun kondisi ini bisa menjadi tolok ukur tubuh Anda sedang mengalami kelelahan, butuh istirahat, tidur, olahraga, dan makan yang cukup. Di level ringan, masuk angin bisa diatasi sendiri di rumah. Anda perlu ke dokter jika gejala masuk angin disebabkan infeksi atau melonjaknya kadar asam lambung.

Ketika Anda mengalami masuk angin, jangan memaksa tubuh untuk terus bekerja. Segeralah beristirahat. Mengonsumsi makanan dan minuman hangat seperti sup ayam, teh hangat, dan jahe hangat bisa membantu meredakan gejala masuk angin. “Makanlah menu tinggi kalori dan protein. Selain itu istirahat cukup. Hindari begadang karena tidur membantu memulihkan kekebalan tubuh,” Aswin menyarankan.

Jika Anda tidur kurang dari 8 jam sehari karena kesibukan, maka bayarlah utang tidur pada akhir pekan. “Saya sendiri sering kurang tidur di hari kerja karena kesibukan. Tapi sebisa mungkin saya bayar di akhir pekan. Banyak yang tidak sadar, kurang tidur membuat sistem kekebalan tubuh melemah sehingga mudah terkena berbagai penyakit termasuk gejala masuk angin,” sambung dia.

Bagaimana dengan kerokan? Benarkah kerokan bisa menyembuhkan gejala masuk angin? Menurut Aswin, kerokan merupakan metode pengobatan tradisional dan tidak dipelajari dalam ilmu kedokteran. “Yang jelas kerokan membuat pembuluh darah melebar atau fasodilatasi. Itu diyakini membantu pemulihan,” Aswin mengakhiri perbincangan.

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id