Cara Agar Anak Tidak Menjadi Pelaku Kekerasan: Menghindarkan hukuman fisik

Wayan Diananto | 5 Maret 2019 | 08:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu aksi kekerasan yang melibatkan anak sebagai pelaku viral di jagat maya pekan lalu. Yakni, pengeroyokan terhadap petugas kebersihan sekolah oleh siswa SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Takalar, Sulawesi Selatan. Ironisnya, tindakan itu dibantu dua orang dewasa, salah satunya orang tua pelaku. 

Dr. Lisa Firestone, Direktur Penelitian dan Pendidikan di Asosiasi Glendon, organisasi nirlaba yang fokus ke penanganan masalah kesehatan mental di AS, menjelaskan, kemampuan berbuat kekerasan merupakan hasil kombinasi faktor biologis, sosial, dan psikososial yang diperoleh dari lingkungan.

“Kekerasan melibatkan interaksi nyata antara faktor genetik dan lingkungan. Kita mungkin tidak dapat mengubah DNA yang diturunkan kepada anak, namun kita bisa memengaruhi bagaimana DNA ini diekspresikan dengan menciptakan lingkungan yang baik,” urai Lisa.

Lisa mengungkapkan salah satu cara sederhana agar anak tidak menjadi pelaku kekerasan di luar rumah. 

Memberikan hukuman fisik akan meninggalkan trauma sekaligus menjadi contoh buruk. Anak-anak yang sering mendapat hukuman berupa kekerasan fisik lama-lama kebal, terbiasa, kemudian menganggap kekerasan hal yang wajar.

Anda dapat menghukum dengan cara lain, misalnya mencabut hak untuk bermain gawai selama periode tertentu atau mengurangi waktu bermain di luar rumah. Sebelumnya, jelaskan kepada anak mengapa kebijakan ini diterapkan.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto