Sifat Manipulatif Pada Anak: Benar Memanipulasi Atau Sekadar Ekspresi? (bag.1)

Rizki Adis Abeba | 8 Maret 2019 | 11:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tanpa disadari orang tua, anak-anak sering menunjukkan perilaku manipulatif. Coba ingat kembali, apakah anak Anda pernah mendadak mengantuk ketika disuruh membereskan mainan padahal belum waktunya tidur? Atau mereka tiba-tiba merasa terlalu lelah untuk berjalan dan meminta digendong padahal baru berjalan sebentar? 

Anak-anak tidak hanya cerdas dan menakjubkan, mereka juga bisa bertingkah sebagai seorang aktor andal. Dr. Susan Rutherford, psikolog klinis asal Denver, Colorado, AS, menyebutkan kemampuan memanipulasi pada anak bisa muncul berdasaarkan insting alami. "Anak-anak bisa belajar untuk mendapat respons tertentu dari orang tua sejak usia sangat muda. Biasanya tidak sebelum 15 bulan, namun beberapa anak dapat memahami dinamika ini dengan sangat cepat," ungkap Susan Rutherford.

Anak dapat mempelajari pola respons yang diberikan orang tua terhadap perbuatan mereka. Misalnya, ketika mereka menangis, maka orang tua akan selalu datang dan memberikan apapun yang diinginkan. Seiring bertambahnya usia anak, mereka akan mempelajari lebih banyak pola perilaku orang tua sehingga mereka bisa mengembangkan sifat manipulatif untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau menghindari hal-hal yang tidak mereka ingin lakukan.

Namun di sisi lain, Dr. Alan Kazdin, professor psikologi asal Universitas Yale, AS, yang juga menciptakan metode parenting Kazdin, mengingatkan terkadang apa yang dianggap orang tua sebagai sifat manipulatif pada anak terkadang sebenarnya hanyalah perilaku menjengkelkan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Ada perbedaan mendasar antara sifat manipulatif dengan trik anak untuk mendapat apa yang mereka inginkan. 

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor : Rizki Adis Abeba