Ini Reaksi Biologis Yang Terjadi Pada Anak Tipe Anggrek Ketika Menghadapi Situasi Sulit

Rizki Adis Abeba | 8 Maret 2019 | 15:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Berdasarkan kemampuan dalam menghadapi kesulitan dan stres, Dr. Thomas Boyce, profesor emeritus pediatri dan psikiatri dari Universitas California, San Francisco, AS, membagi anak dalam dua tipe: dandelion dan anggrek.

Tipe dandelion merujuk pada kelompok mayoritas anak yang lebih kuat dan mampu menghadapi stres dan situasi sulit. Sementara itu anak anggrek, yang merupakan kelompok minoritas, lebih sensitif dan rentan mengalami stres saat berada di luar zona nyaman mereka. Dalam penelitannya, Thomas Boyce menjelaskan bahwa anak tipe anggrek akan bereaksi secara biologis terhadap lingkungan yang dinilai berbedadan tidak nyaman dan hal ini juga memberi dampak kesehatan bagi mereka di kemudian hari.

Thomas Boyce mengamati dua sistem respons stress utama pada anak-anak ketika dihadapkan pada tugas menantang seperti berhitung tiga angka, lalu meningkat menjadi empat dan lima angka, juga ada tugas fisik seperti meneteskan air lemon di lidah mereka.

“Kami menemukan ada perbedaan besar di antara anak-anak tersebut. Ada anak yang berada pada spektrum tinggi yang mengalami reaksi dramatis pada sistem kortisol (hormon yang berkaitan dengan stres) dan sistem ‘fight or flight’ (hadapi atau lari), dan ada anak lain yang hampir tidak menunjukkan respons biologis pada tantangan yang kami suguhkan,” urai Thomas Boyce.

Penelitian menunjukkan bagaimana respon anak terhadap stres dapat menjadi awal dari sejumlah masalah kesehatan, baik secara fisik maupun emosional. Ini kabar buruk untuk anak tipe anggrek. “Kami menemukan dalam penelitian bahwa jenis pola respons (biologis) yang sama juga ditemukan pada penyakit fisik seperti gangguan pernapasan, pneumonia, asma, dan atau bahkan lebih dalam pada perilaku emosional seperti kecemasan, depresi, dan stres. Jadi kami yakin pola kerentanan yang sama yang kami temukan pada anak anggrek vs dandelion tidak hanya berpengaruh pada masalah fisik, namun juga psikososial dan emosional,” urai Thomas Boyce panjang lebar.

Thomas Boyce juga menjelaskan bahwa sistem respon kortisol dan sistem “hadapi atau lari” dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam membangun kekebalan tubuh terhadap virus dan bakteri. Lebih lanjut lagi, kedua respon sistem tersebut, dalam kehidupan dewasa, denderung mengembangkan bibit penyakit hipertensi dan risiko penyakit kardiovaskular lainnya.

( riz / ray )

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor : Rizki Adis Abeba