Musik dan Permen Karet Bisa Membuat Anak Berkonsentrasi saat Belajar

Rizki Adis Abeba | 10 September 2019 | 22:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Perhatian anak-anak sangat mudah teralihkan lingkungan sekitar, terutama saat belajar. Konsentrasi anak bisa saja terganggu karena acara televisi, gawai, media sosial, mendengar pembicaraan orang, atau karena keberadaan teman di sekitarnya. Jangan lantas marah kalau anak susah berkonsentrasi saat belajar. Bantulah mereka! Anda tidak bisa lantas menyerahkan anak kepada guru di sekolah atau pengajar les. Tidak pula bisa semena-mena menyuruh anak duduk diam dan menuntaskan pekerjaan rumah atau membaca buku hingga tuntas. Lantas, bagaimana caranya agar anak lebih fokus dan konsentrasi dalam belajar?

Kenali gaya belajar anak

Mel Levine, MD, profesor pediatri dari Sekolah Kedokteran Universitas Carolina Utara, AS, menyarankan, orang tua harus menemukan cara belajar yang paling tepat untuk anak. Cari tahu apakah anak Anda tipe audio (suara), visual (penglihatan), kinestesis (gerakan), atau kombinasi di antaranya. “Ada banyak pola belajar yang bisa diterapkan pada anak, orang tua harus mengamati mana yang paling efektif,” kata Levine yang juga juga salah satu pendiri All Kinds of Minds, situs web organisasi nirlaba yang mempelajari seluk beluk cara belajar terbaik untuk anak. “Beberapa anak senang belajar dengan gerakan tangan, yang lainnya mungkin lebih cepat menyerap melalui (mendengarkan) bahasa, atau ada yang senang membaca sesuatu,” urai Levine. Menurutnya, orang tua bisa mulai mengevaluasi gaya belajar anak sejak mereka berusia 6 atau 7 tahun. Dengan mengetahui gaya belajar yang tepat untuk anak, akan mudah bagi orang tua membimbing anak berkonsentrasi dalam belajar.

Mengunyah permen karet

Hasil penelitian Kate Morgan dan kolega dari Universitas Cardiff, Inggris, yang dimuat dalam British Journal of Psychology pada 2013 menyatakan, mengunyah permen karet dapat meningkatkan konsentrasi dan mempertajam memori. Mengunyah permen karet membantu seseorang untuk berkonsentrasi dalam waktu lebih lama dan mengingat sesuatu melalui rekaman memori visual dan audio. Trik ini boleh dicoba jika Anda yakin anak sudah mampu memakan permen karet dengan benar. Jika tidak, bisa-bisa jadi masalah karena anak malah fokus ke mengunyahnya dengan benar tanpa tertelan.

Sambil mendengarkan musik

Menurut penelitian lain di Universitas Internasional Florida, AS, mendengarkan musik membantu anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktivitas untuk lebih berkonsentrasi dalam belajar. Penelitian yang diketuai William E. Pelham Jr., profesor psikologi dan pediatri, ini menyebut, umumnya orang tua dan guru menganggap musik mengalihkan perhatian anak dan hanya memberikan efek negatif dalam proses belajar. Namun, Pelham mengungkapkan, musik dan video memiliki sisi baiknya bagi kemampuan anak, terutama anak hiperaktif, agar fokus di kelas. “Kami menemukan bahwa mendengarkan musik dapat membantu anak-anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas untuk menyelesaikan pekerjaan mereka lebih cepat. Sebenarnya, efek musik pada mereka hampir sama efektifnya dengan medikasi,” ungkap Pelham.

Dukungan orang tua

Jangan hanya menyalahkan musik, televisi, dan gawai. Gangguan bahkan bisa datang dari sikap orang tua sendiri. Bagaimana mungkin anak bisa berkonsentrasi belajar kalau orang tua asyik menonton televisi atau bermain gawai? Jangan hanya mengoceh menyuruh anak belajar, namun Anda sibuk dengan kegiatan sendiri. Dampingi anak belajar. Bukan sekadar berada di dekatnya, namun Anda harus bisa menjadi tempat bertanya dan membimbing anak. Jangan jadikan belajar sebagai sebuah hukuman, namun jadikan itu sebagai rutinitas sehari-hari yang dinikmati anak dan orang tua. Jika Anda sudah mengerti gaya belajar anak dan membebaskan mereka belajar sesuai gaya mereka, anak pasti menikmati waktu belajar, kok!

(riz)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor : Rizki Adis Abeba