4 Manfaat Sering Memeluk Anak yang Jarang Diketahui

aura.co.id | 13 Maret 2020 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Apa Anda orang tua yang sering memeluk anak? Jika ya, jangan hentikan kebiasaan itu. Memeluk anak ternyata bukan sekadar bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak. Di samping membuat anak nyaman dan memperkuat ikatan batin anak dengan orang tua, pelukan menyimpan manfaat besar bagi tumbuh kembang anak.

Mencerdaskan anak

Menurut Dr. Nathalie Maitre, MD, PhD, dokter spesialis neonatologi Rumah Sakit Anak Nasional di Ohio, AS, semakin sering orang tua memeluk bayi, semakin pesat pertumbuhan otak mereka. Penelitian yang dilakukan tahun lalu ini memeriksa 125 bayi yang lahir normal dan prematur serta melihat respons mereka terhadap sentuhan fisik. Hasilnya, bayi yang lahir di usia normal lebih merespons sentuhan fisik daripada bayi prematur.

Akan tetapi terungkap pula, bayi yang mendapatkan lebih banyak sentuhan fisik dari orang tua maupun staf rumah sakit menunjukkan respons otak yang lebih kuat—berarti otak mereka bekerja dengan baik—meski mereka terlahir prematur. Pertumbuhan otak bayi yang pesat menandakan bayi akan tumbuh menjadi anak yang cerdas. Ketika bayi menerima sentuhan tambahan minimal 20 menit setiap hari selama 10 minggu, mereka akan menunjukkan nilai yang lebih tinggi dalam penilaian tumbuh kembang. Anak-anak yang mendapatkan sentuhan fisik juga dikatakan mempunyai kemampuan kognitif yang baik.

Memperkuat sistem kekebalan tubuh

Penelitian di Universitas Carneige Mellon, Pittsburgh, Pennsylvania, AS, pada 2015 mengemukakan, sistem kekebalan tubuh anak yang mendapatkan dukungan sosial berupa sentuhan lebih baik. Anak tidak mudah terserang virus influenza. “Pelukan melindungi orang yang sedang stres dari meningkatnya risiko penyakit seperti demam dan flu, yang biasanya berkaitan dengan stres,” kata Sheldon Cohen, profesor psikologi yang memimpin penelitian ini.

Mempercepat pertumbuhan fisik

Pelukan memicu pelepasan hormon oksitosin atau yang juga dikenal sebagai hormon cinta. Perasaan nyaman dan bahagia yang disebabkan hormon ini juga berperan penting bagi tubuh, salah satunya sebagai stimulan pertumbuhan tubuh anak. Ketika oksitosin diproduksi, produksi hormon yang mendukung pertumbuhan, misalnya faktor pertumbuhan seperti insulin-1 yang membantu perkembangan tulang dan jaringan lain serta faktor pertumbuhan saraf, ikut meningkat. Jadi, sering-sering memeluk anak akan membantu proses pertumbuhan fisik anak.

Meredakan tantrum

Regulasi emosi pada manusia bekerja seperti halnya pedal gas dan rem pada mobil. Di mobil, pedal gas dan rem bekerja secara terpisah demi mengendalikan kestabilan kecepatan kendaraan. Dalam sistem saraf manusia, cabang saraf untuk meluapkan emosi dan cabang saraf untuk menenangkan merupakan dua sistem yang bekerja terpisah untuk mengendalikan emosi. Ketika anak menangis, cabang saraf emosional bekerja lebih aktif daripada saraf menenangkan. Hormon oksitosin yang dilepas saat anak dipeluk akan mengimbangi emosi anak. “Oksitosin juga membantu meredakan depresi dan kecemasan serta memberi efek baik pada anak-anak yang mengalami gangguan perhatian dan autisme,” kata Tiffany Field, Direktur Institusi Penelitian Sentuhan di Sekolah Kedokteran Universitas Miami, AS.

Memeluk anak yang sedang mengamuk dikhawatirkan banyak orang tua akan diartikan anak, perilaku buruk bisa diberi imbalan berupa perhatian. Sebenarnya tidak. Perlu dipahami ketika anak sedang mengalami tantrum, mereka tidak bermaksud untuk keras kepala, hanya saja mereka sedang kehilangan kendali emosi. Mereka tidak bisa mengelola emosi sehingga meluapkannya dengan tantrum. Itu sebabnya orang tua perlu membantu meredakan emosi mereka dengan memberi pelukan.

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id