Mengenal Karakter Anak Generasi Alpha dan Cara Menghadapinya

Vallesca Souisa | 21 Maret 2020 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah generasi milenial, kita mengenal istilah generasi alpha. Anak-anak generasi Alpha adalah mereka yang lahir pada tahun 2010 hingga tahun 2025. Mereka mayoritas memiliki orang tua yang berasal dari generasi milenial. Kebayang, ya, anak-anak ini pastinya hidup lekat banget dengan teknologi. Polah, celoteh, dan pemikiran mereka pun sudah jauh berbeda dengan generasi kita yang lahir di era 1970-1980-an, alias era jadul. Seperti apa karakter generasi alpha dan bagaimana moms menyikapi polah mereka? Berikut paparan hasil seminar yang diadkan SDK 4 BPK Penabur tentang Pola Asuh Generasi Alpha, pada 7 Maret lalu.

Karakter Generasi Alpha :

• Generasi paling terdidik, memiliki kecerdasan yang tinggi

Generasi Alpha memang telah diprediksi, memiliki kecerdasan tinggi melampui generasi-generasi sebelumnya. Selain karena kemudahan mengakses informasi, orang tua dari generasi Alpha juga sudah lebih melek mengenai gizi, dan memberikan nutrisi terbaik anaknya, sejak mereka masih di kandungan.

• Digital Native, terbiasa dengan teknologi

Tak dapat dimungkiri, ada peran orangtua juga, yang memperkenalkan gadget pada anak sejak mereka usia dini. Dari sinilah generas Alpha akrab dengan teknologi. Buku dan majalah fisik kini mulai tergantikan dengan buku elektronik atau e-book. Bahkan buku pengantar di sekolah pun kini bisa diunggah dan dimaskkan ke dalam gadget sehingga anak tidak perlu lagi membaca buku fisik. Tak hanya jadi pengguna, anak generasi Alpha juga menciptakan teknologi. Anda mungkin sudah pernah mendengar kelas-kelas belajar koding untuk anak. Dengan memiliki kemampuan koding, anak bukan hanya menggunakan aplikasi yang sudah ada namun juga bisa menciptakan atau memodifikasi aplikasi yang mereka gunakan.

• Daya juang rendah, cepat & instan

Salah satu tantangan yang dihadapi orang tua dari anak-anak Generasi Alpha adalah anak-anak lebih senang sesuatu yang cepat dan instan. Saat ia merusak barang yang ia miliki, seperti mainan misalnya, Generasi Alpha cenderung lebih memilih untuk membeli mainan baru daripada memperbaikinya. Hal ini kelak juga akan berpengaruh dalam kemampuannya menyelesaikan masalah.

• Komunikasi verbal terbatas dan kurang berkembang

Terbiasa dengan teknologi dan gadget, mengubah pola komunikasi. Kebanyakan komunikasi satu arah, ketika anak lebih banyak berinteraksi dengan gadget. Perilaku bermain pun berubah. Mereka lebih senang di dalam rumah, berinteraksi dengan gadget berteknologi canggih, yang mereka miliki. Akhirnya, Interaksi sosial pun semakin berkurang karena. Akhirnya, norma-norma sosial pun bisa bergeser.

Tips Mengahdapi Generasi Alpha

• Menekankan pada anak anak pentingnya proses dalam mencapai tujuan, melalui aktivitas bersama di rumah, melalui interaksi. Untuk itu orang tua penting meluangkan waktu di rumah untuk anak.

• Mengajarkan konsep syukur dan keterlibatan dalam bersosialisasi.

• Menekankan pada anak, bahwa sesuatu yang sudah dimulai, harus diselesaikan.

• Orangtua harus memperkenalkan norma dan dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.

• Orangtua wajib melek teknologi juga.

• Orangtua bertindak sebagai barrier, pengarah, menanamkan hal positif dan peran pengawasan.

Penulis : Vallesca Souisa
Editor : Vallesca Souisa