Dear Orang Tua, Jangan Paksakan Anak dengan Cita-cita Anda!

aura.co.id | 31 Oktober 2020 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Hingga 10-15 tahun lalu, harapan masyarakat kita masih fokus kepada sekolah formal dan cita-cita normal bagi masa depan anak-anaknya. Sekarang, kesadaran akan pengembangan bakat dan minat di masyarakat begitu tinggi.

“Pemerintah mendukung dengan menggiatkan kembali sekolah kejuruan. Lembaga-lembaga pendidikan pengembangan bakat dan minat pun bermunculan. Sebutlah apa yang Anda atau anak Anda inginkan. Bahkan yang belum pernah terpikirkan, sekarang ada tempat belajarnya,” ungkap Anggia Chrisanti Wiranto, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria.

“Sekolah DJ? Sekolah untuk membuat animasi? Sebut saja dan itu (tempat belajarnya) ada,” imbuhnya.

Sebuah perkembangan positif. Anda dan anak jadi memiliki banyak alternatif dan bisa fleksibel terhadap cita-cita dan harapan.

“Sayangnya, banyak orangtua yang lupa untuk bertanya kepada anak, mengecek dan melakukan pengukuran bakat dan minat (melalui psikotes). Sehingga pemberian kesempatan untuk anak-anak mengembangkan potensi menjadi lebih didominasi keinginan atau cita-cita orangtua dulu yang tidak kesampaian, entah karena dulu tidak ada kesempatan atau alasan lainnya,” papar Anggia.

Alih-alih memberi dukungan kepada anak, yang terjadi justru Anda memaksa anak melakukan hal yang belum tentu disukainya.

Lebih parahnya, belum tentu anak memiliki potensi di bidang itu (bidang yang pernah Anda cita-citakan).

“Bias ini harus diwaspadai. Karena berpotensi menyebabkan stres yang tinggi pada anak. Apa lagi jika jelas anak masih harus sekolah formal. Maka habislah masa kanak-kanak, masa menyenangkan anak, dan mungkin waktu beristirahat yang dibutuhkan,” urai Anggia.

Beberapa tip berikut untuk membantu Anda agar mendukung anak dengan cara yang tepat. Perhatikan langkah demi langkahnya :

- Coba perhatikan anak, apakah ia bersemangat dan ingin mendapat prestasi di sana?

- Jika 'ya', artinya Anda cukup tepat memfasilitasi anak. Jika 'tidak', coba bicarakan baik-baik, dan cari tahu apakah anak memang menginginkannya atau tidak. Akan lebih baik jika Anda lakukan psikotes untuk melihat bakat dan minat dengan cukup tepat.

- Ada kalanya anak mengalami jenuh, bosan, dan kelelahan (terutama jika jadwal di sekolah sedang padat atau sedang ada evaluasi). Sebaiknya Anda coba pahami, komunikasikan, dan beri anak jeda untuk sejenak berhenti atau cuti dari les atau kursusnya. Jangan malah memarahi dan memaksa. Hal ini bisa jadi bumerang, karena anak akan merasa terlalu dipaksa.

- Jika awalnya anak tertarik dan menikmati, tapi beberapa waktu berikutnya terjadi perubahan, selidiki apa yang sesungguhnya terjadi. Apakah memang minat anak yang menurun atau ada hambatan dari luar. Segera cari solusinya.

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id