Psikolog Ungkap Hubungan Istilah Tua Di Jalan dan Kesejahteraan Subjektif

Wayan Diananto | 1 Mei 2019 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pernah mendengar ujaran "tua di jalan" gara-gara terjebak kemacetan lalu lintas di Jakarta? Ternyata istilah tua di jalan itu bukan isapan jempol semata. Psikolog klinis Dra. A. Kasandra Putranto menjelaskan bahwa penuaan dini disebabkan banyak faktor, salah satunya stres. Seperti diketahui, tinggal di kota besar berpotensi memicu stres. Pemicu stres antara lain transportasi menuju kantor dan beban kerja. Keduanya, memengaruhi emotional distressed

"Kemacetan dan kebisingan lalu lintas memicu reaksi individu serta merugikan kesehatan mental. Waktu tempuh perjalanan menuju tempat kerja yang lebih lama misalnya, dapat menurunkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang Anda senangi, meningkatkan risiko stres sehingga Anda cenderung memiliki kesehatan mental yang rendah," beri tahu Kasandra kepada tabloidbintang.com di Jakarta, Selasa (30/4) kemarin.

Anda juga patut mengenal istilah subjective wellbeing atau kesejahteraan subjektif, yakni cara individu memandang kehidupan yang dipengaruhi rutinitas atau lingkungan sehari-hari seperti lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, mobilitas, dan lain-lain. Menghabiskan waktu bersama keluarga dapat meningkatkan wellbeing Anda. Bagaimana bisa punya waktu bersama keluarga lebih lama jika sebagian besar waktu Anda habis di jalan?

"Jadi ujaran tua di jalan itu benar adanya. Waktu tempuh perjalanan menuju tempat kerja yang lebih lama memicu tekanan psikologis atau stres. Penting sekali cepat sampai di tempat kerja atau lokasi meeting dengan klien. Dengan durasi tempuh ringkas, Anda bisa duduk dengan suasana kondusif, membuka laptop dengan pikiran jernih. Karenanya, dalam memilih hunian, Anda harus memperhatikan jaraknya dengan tempat kerja. Ini sangat penting karena berkaitan dengan waktu untuk keluarga dan subjective wellbeing,” ia menyambung.

Kasandra menyampaikan ulasan ini dalam sesi perkenalan Core Cipete bersama PT Jaya Real Property, Tbk. Core Cipete yang berjarak 0 kilometer dari Stasiun MRT Cipete Jakarta Selatan merupakan hunian yang menggabungkan konsep kantor dan tempat tinggal. Lewat Core Cipete, Jaya Real Property hendak menyasar generasi milenial yang kreatif, ambisius, dan punya cita-cita. 

Director of Jaya Property Fatmawati, Arum Prasasti menjelaskan, "Ada tiga karakter generasi milineal yakni konektivitas, kolaborasi, dan percaya diri. Tiga karakter ini kami adopsi menjadi konsep hunian. Generasi milenial sangat selektif memilih hunian. Mereka mendamba hunian yang mencerminkan kepribadian sekaligus identitas. Sebuah hunian yang memudahkan gaya hidup. Semoga kehadiran kami menjawab kebutuhan generasi ini."

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto