Nikmati Pengalaman Jadi Ibu dengan Merawat Bayi, Maksimalkan Cuti Melahirkan!

Rizki Adis Abeba | 8 Juli 2019 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Agar para ibu bisa menjalani peran dengan maksimal, setiap perusahaan memberikan keistimewaan yang tidak didapat pekerja pria: cuti melahirkan.

Tak ada yang bisa menggantikan pengalaman menjadi seorang ibu, yang merawat dan menyusui bayinya.

Kewajiban setiap perusahaan memberikan hak ini diperkuat pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang perlunya perusahaan memberikan cuti melahirkan kepada para pegawainya minimal selama 16 minggu setelah persalinan.

Cuti melahirkan, yang umumnya diberikan oleh perusahaan di Indonesia selama 3 bulan kepada para pegawai wanita, juga penting untuk persiapan menjelang persalinan dan pemulihan setelah melahirkan.

Waktu cuti selama tiga bulan bisa jadi lewat dalam sekejap tanpa terasa. Ibu harus kembali ke dunia nyata, ke kantor dan bekerja seperti sebelumnya, meninggalkan sang bayi di rumah.

Nah, saat-saat menjelang habisnya cuti liburan sering kali menimbulkan ketakutan bagi si ibu. Takut kehilangan momen bersama si kecil, takut si kecil tidak terawat dengan baik, dan tak bisa memberi ASI eksklusif. Jangan takut, semua kekhawatiran ini tak perlu terjadi jika Anda memanfaatkan waktu cuti melahirkan dengan maksimal dan mempersiapkan diri kembali bekerja setelah cuti selesai.

Pilih waktu yang tepat
Kapan waktu memulai cuti melahirkan yang tepat? Tidak bisa disamakan. Setiap orang memiliki ketahanan fisik yang berbeda menjelang melahirkan. Ada yang masih sanggup melakukan aktivitas biasa saat usia kehamilan sudah besar, ada yang tidak. Biasanya para ibu hamil kesulitan berjalan jauh pada usia kehamilan besar. Jika fisik masih kuat, sebaiknya Anda mengambil cuti sedekat mungkin dari hari persalinan. Dengan begini sisa cuti yang Anda miliki setelah persalinan panjang. Anda lebih punya banyak waktu istirahat sambil melakukan pemulihan kesehatan, juga bisa lebih lama memberikan “servis” penuh untuk si kecil.

Buat perencanaan
Meski jatah cuti masih panjang, tak ada salahnya membuat perencanaan untuk menghadapi berakhirnya cuti. Mulailah menyusun rencana bagaimana nantinya mengurus si kecil selagi Anda bekerja. Pastikan siapa yang akan mengurus anak, susun rutinitas si kecil, termasuk jadwal pemberian ASI. Jika Anda menggunakan jasa babysitter, segera cari orang yang tepat dan bisa dipercaya agar Anda bisa meninggalkan si kecil dengan tenang. Meninggalkan bayi Anda di tangan orang dekat seperti keluarga biasanya lebih memberikan perasaan tenang.

Nikmati waktu yang ada
Inilah saat-saat paling intim bagi ibu dan bayi; ketika si ibu bisa memberikan ASI eksklusif kapan pun, memperhatikan tumbuh kembang si kecil, hingga melakukan komunikasi dan mengenali karakter si buah hati. Memang, masa-masa ini juga paling melelahkan. Pola tidur terganggu akibat harus sering bangun tengah malam untuk memberi ASI atau mengganti popok, belum lagi kelelahan mengurus segala keperluan si kecil. Nikmatilah saat-saat cuti Anda. Sesungguhnya ini kenikmatan tiada tara bagi ibu juga bayi.

Tetap jalani peran sebagai ibu
Yang perlu dipahami, kembali bekerja bukan berarti mengurangi perhatian dan kasih sayang untuk si kecil. Anda bisa tetap melakukannya meski terpotong jeda waktu bekerja. Apa saja yang bisa dilakukan para ibu bekerja untuk si kecil selagi bekerja di kantor?

- Tetap berikan ASI eksklusif. Bekerja bukan lagi halangan. Anda bisa melakukan pumping atau memompa ASI dan menyimpannya dalam botol sebelum nantinya diberikan untuk si kecil.

- Anda tentunya yang paling tahu bagaimana situasi dan kondisi di kantor. Sesuaikan diri dengan kondisi kantor agar bisa memompa ASI dengan nyaman. Cari ruangan khusus, juga siapkan peralatan pendukung seperti botol susu dan termos es jika di kantor tak tersedia kulkas.

- Selalu cek kondisi buah hati Anda di rumah dengan menelepon. Tanyakan bagaimana kondisi si kecil kepada orang yang Anda percaya untuk merawatnya. Dengan begini Anda tetap bisa memantau apa saja yang terjadi dengan anak meski tak bersamanya.

- Fleksibel dan siaga menghadapi kondisi-kondisi darurat. Ketika si kecil mendadak sakit, misalnya, Anda harus segera mengetahui tindakan apa yang harus diambil.

dari Berbagai Sumber

(riz / gur)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor : Rizki Adis Abeba