Begini Cara Halus Menolak Ajakan Bercinta Pasangan

Wida Kriswanti | 17 November 2019 | 22:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu risiko istri yang juga bekerja adalah adanya kemungkinan sesekali menolak ajakan berhubungan intim dengan alasan capek. Bahkan tidak cukup mengatakannya dengan baik-baik, kebanyakan wanita malah lebih dulu menunjukkan sikap rewel mulai detik pertama tiba di rumah. Kepada suami, mereka akan mengatakan baru saja melewati hari yang panjang di kantor, pekerjaan setumpuk yang melelahkan, belum ditambah keluhan soal jalanan macet saat pulang menuju rumah. Ah, sebuah kode penolakan yang sangat terasa, he he he.

Sarah Hunter Murray Ph.D, dalam tulisannya How Does Sexual Rejection Affect Men? yang dimuat dalam Psychology Today baru-baru ini mengatakan, ada dua asumsi yang dipegang teguh wanita sehingga mereka “tega”, baik sengaja ataupun tidak, melakukan penolakan seksual kepada pasangannya. Pertama, para istri yang menganggap, penolakan tidak akan menyakiti hati pasangannya, karena laki-laki, toh tidak pakai hati untuk hubungan seks. Kedua, para wanita yang menganggap dirinya sebagai “gatekeeper” atau penjaga gerbang yang berhak bilang ya atau tidak kepada siapapun yang ingin masuk, termasuk pasangannya sendiri.

“Intinya, semua menuju pada satu kesimpulan, bahwa penolakan seksual tidak akan terlalu menyakiti pria. Karena sebagai laki-laki, mereka pasti sudah siap dengan kemungkinan itu,” kata Sarah. Berbeda dengan wanita yang kebanyakan mengaku akan sakit hati, atau bahkan sedih, ketika berada dalam posisi pihak yang berinisiatif untuk hubungan seksual, namun mendapatkan penolakan. Setidaknya itu yang diakui kebanyakan wanita yang pernah diwawancara oleh Sarah. “Padahal, laki-laki juga akan merasakan sakit yang sama atau bahkan lebih, termasuk mengganggu rasa percaya diri, egonya, bahkan menurunkan minat mereka terhadap hubungan seks itu sendiri,” jelas Sarah.

Pada penelitian kualitatif tentang turun-naiknya hasrat seksual yang dilakukan Sarah kepada sekelompok pria (berusia 30-65 tahun) yang sedang berada dalam sebuah hubungan jangka panjang dengan pasangannya (rata-rata 14 tahun), didapatkan hasil bahwa mereka akan merasakan gairah yang menurun ketika ditolak pasangannya. Saya sebetulnya orang yang positif, tapi ketika bicara tentang seks, sulit untuk tetap positif atau membayangkan seks jika terus menerus ditolak. Jadi, lebih mudah untuk tidak memikirkannya lagi. Kata Ben, salah seorang narasumber berusia 49 tahun.

“Apa yang dirasakan Ben (dan banyak pria lainnya) ketika mendapati penolakan tidak sekadar berhenti pada kesimpulan 'pasanganku sedang tidak menginginkan seks saat ini' melainkan 'pasanganku tidak menginginkanku',” terang Sarah. Bukan berarti para pria ini sama sekali tidak bisa menerima penolakan. Tentu mereka akan mengerti ketika pasangannya memang benar terlihat sakit kepala, bad mood, sakit, dan lain-lain. Kalimat seperti, 'Tidak malam ini ya, Sayang' masih bisa diterima, tapi bukan sesuatu yang diharapkan terjadi terus menerus.

Anda tentu bisa membayangkan betapa absurd jika laki-laki tidak lagi menyukai seks? “Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa menghadapi penolakan itu sulit. Penolakan seksual itu sangat-sangat menyakitkan. Dan akhirnya, pria memilih menghindar agar tidak terluka lagi,” simpul Sarah. Lantas, ketika kelak tiba masa Anda yang menginginkan seks, siap gantian merasakan penolakan?

Tip Menolak Secara Halus

Tentu selalu ada solusi yang bisa dilakukan. Ketika benar-benar sedang tidak menginginkan seks, wanita bisa melakukan dua langkah strategis ini. Berikut kiatnya yang diungkap Sarah.

- Agar pasangan Anda tidak merasakan penolakan, katakan ini ketika Anda sedang tidak menginginkan seks, “ Maaf, malam ini tidak dulu ya. Tapi, besok mungkin bisa lah curi waktu atau akhir pekan sekalian?”

- Lalu jangan langsung menjauh dari pasangan. Tawarkan pilihan lain, misal pelukan-pelukan manja dan mesra berdua di sofa. Anda mungkin akan terkejut dengan reaksi suami dan hubungan Anda dalam jangka panjang.

 

 

Penulis : Wida Kriswanti
Editor : Wida Kriswanti