Kiat Meluluhkan Hati Kakak yang Enggan Dilangkahi Menikah oleh Adik

aura.co.id | 8 Juni 2020 | 07:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jodoh itu misteri, tak ada yang tahu kapan datangnya. Ada yang sudah di depan mata, ada pula yang belakangan datangnya. Namun bagaimana jika jodoh si adik datang lebih dulu daripada si kakak? Tak jarang, si kakak keberatan "dilangkahi" menikah oleh si adik. Atau si kakak meminta tanda mata atau hadiah atau “pelangkah” sebagai syarat menikah si adik. Lalu, apa solusi terbaik bagi kedua belah pihak? Haruskah adik menunda pernikahan karena tak kunjung mengantongi restu dari sang kakak?

Salah satu sebab kakak enggan adiknya menikah duluan karena takut seret jodoh. Menurut psikolog klinis dewasa Pustika Rucita, anggapan ini muncul karena pengaruh budaya dan kepercayaan turun-temurun. Anggapan ini akhirnya memengaruhi pengambilan keputusan ketika akan memasuki tahap pernikahan.

Faktor lainnya adanya tuntutan orang tua. “Sepengamatan saya, fenomena ini lebih banyak terjadi pada saudara sesama perempuan karena mungkin ada tuntutan tertentu pada perempuan. Misalnya. perempuan sebaiknya menikah sebelum usia tertentu sehingga kalau 'dilangkahi' menikah akan 'berpengaruh' (terhadap jodohnya),” terang Pustika.

Jaga Komunikasi

Bagaimana cara meluluhkan hati si kakak? Pustika mengungkapkan masalah ini akan lebih mudah teratasi jika kakak dan adik memiliki hubungan yang dekat dan komunikasi yang baik. Adik bisa meluangkan waktu bersama si kakak untuk saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain. “Berikan perhatian yang tulus dan tidak dibuat-buat. Hindari juga emosi berlebihan dalam menanggapi kekhawatiran kakak,” Pustika berbagi saran.

Di sisi lain, adik perlu berempati dengan kekhawatiran yang mungkin muncul dalam diri kakak. “Ajak si kakak mengenali informasi lain yang mungkin bisa menambah wawasan dan memengaruhi keputusannya,” imbuh Pustika. Ajak calon adik ipar untuk mengenal lebih dekat calon kakak ipar. “Bisa dengan mengajak calon kakak ipar berbicara dan melibatkannya dalam aktivitas bersama. Misal saat sedang berkunjung ke rumah,” Pustika menjelaskan.

Komunikasi sedari awal amatlah penting. Sampaikan niat untuk menikah pada kakak tanpa lewat perantara. “Utarakan secara konkret apa yang mendasari keputusan menikah, langkah yang disiapkan, harapan pernikahan, dan bentuk dukungan dari kakak yang diharapkan," Pustika menjabarkan. Komunikasi yang lancar ini bakal mempermudah adik seandainya si kakak meminta tanda mata. “Boleh-boleh saja ada tanda mata kalau tidak memberatkan satu sama lain. Sebaiknya saling komunikasikan keinginan dan keterbatasan yang ada," ucap Pustika.

Minta bantuan pihak ketiga

Bila kakak tetap kukuh tak mau "dilangkahi", si adik dan pasangannya bisa membuat kesepakatan bersama. Misalnya menunda pernikahan hingga kondisi lebih kondusif. Atau minta bantuan pihak ketiga. “Jika masalah ini sangat mengganggu sampai memengaruhi hubungan, coba libatkan orang lain seperti keluarga atau orang kepercayaan seperti psikolog, pemuka agama, yang dapat memberikan pendapat netral dari sudut pandang orang ketiga,” urai Pustika.

Pustika menganjurkan sang kakak agar lebih memahami kondisi adiknya dan diri sendiri. "Misalnya apakah sebagai kakak memang sudah siap menikah juga atau sekadar sudah memiliki pasangan. Jika memang tidak ada alasan yang sangat memberatkan, sebaiknya tidak menghalangi adik menikah terlebih dulu," tutup Pustika.

Cara pikir serupa juga berlaku bagi orang tua yang bersikeras anak sulungnya harus menikah lebih dulu. Karena menurut Pustika, orang tua seharusnya menjadi penengah bagi anak-anaknya dan tetap netral dalam masalah ini.

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id