Mendadak Menjanda, Ini Masalah-masalah yang Biasa Datang dan Menghadang

aura.co.id | 20 September 2020 | 10:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kendati berharap sebuah pernikahan adalah untuk selama - lamanya, namun ada satu hal yang tidak bisa ditolak setiap manusia, yakni kematian. Dan kebanyakan kematian, kejadiannya tidak bisa diprediksi, walau disebabkan sakit sekalipun. 

Bila yang mengalami ditinggal pasangan secara mendadak adalah wanita, maka ia kemudian akan disebut menjanda. Menjanda secara mendadak. Pada masa - masa ini, beberapa masalah biasa datang dan menghadang. Dikatakan Anggia Chrisanti, konselor dan terapis dari Biro Konsultasi Psikologi Westaria, dibutuhkan kesiapan mental untuk menghadapinya.

Membantu setiap wanita agar lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk tersebut, masalah - masalah yang akan datang dan menghadang perlu diketahui terlebih dulu. Berikut ini daftarnya seperti diuraikan Anggia Chrisanti. 

1. Konsep diri 

Perubahan status dengan segala peran dan fungsi yang sudah terbiasa dilakukan sebagai istri, maka ini akan hilang. Bagi yang menjalani peran ini utuh, sebagai ibu rumah tangga penuh waktu, maka biasanya akan lebih berat. Mereka biasanya akan mengalami kebingungan akibat rutinitas yang selama ini dilakukan sebagai istri. 

Berbeda dengan mereka yang punya aktivitas / pekerjaan / profesi, biasanya agak lebih cepat pulih, karena selain tidak terlalu terikat rutinitas, ada lingkungan yang mendukung sekaligus mengalihkan dengan kesibukan. 

2. Kehidupan sosial 

Dalam kehidupan sosial, masalah yang sering muncul adalah tentang hubungan dengan teman - teman dan kenalan. Apalagi stigma / label bahwa seorang janda sering dianggap sebagai ancaman oleh para istri lainnya. Penolakan dan penilaian negatif yang berasal dari lingkungan ini dapat menyebabkan janda merasakan kesepian. 

Kecuali jika punya lingkungan sosial yang terkait komunitas / grup / aktivitas kewanitaan, sehingga tidak terlalu berpengaruh. 

3. Masalah emosi 

Bercampur emosi antara sedih, juga marah karena ditinggalkan, atau kesal karena akhirnya harus menanggung kehidupan dan anak - anak sendirian. Belum lagi ketakutan menghadapi masa depan dan juga malu menyandang status janda. Khawatir dengan label janda, khawatir tidak bisa menjaga dan menghidupi anak - anak, dan lain - lain. 

Maka yang dapat dilakukan, antara lain berikut ini seperti dituturkan Anggia Chrisanti: 

- Buatlah pertemanan - pertemanan dalam komunitas / grup yang baik dan mendukung. Yang mendekatkan kepada kegiatan keagamaan lebih baik. Apalagi dengan kegiatan yang sesuai potensi dan bakat. Sehingga jalan ini bisa sekaligus digunakan untuk mengembangkan diri. 

- Jadilah istri produktif. Tidak mesti bekerja kantoran, yang penting memiliki aktivitas menghasilkan dan positif. Ini bukan hanya bisa mendukung ketahanan ekonomi, namun juga menambah wawasan dan pergaulan. 

- Melakukan kedua hal di atas tidak perlu menunggu pasangan meninggal. "Lakukan sejak sekarang, sejak mampu, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan," pungkas Anggia Chrisanti. 

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id