Gagal Berumah Tangga Berkal-kali, Lakukan Langkah Ini Sebagai Solusi

aura.co.id | 20 November 2020 | 04:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sudah pernah gagal berumah tangga, namun ada kalanya wanita tetap terjerumus ke dalam lubang yang sama. Mudah dibujuk rayu atau ditipu daya oleh para pria menjadi salah satu faktor penyebab. Sehingga lagi - lagi, tidak memikirkan matang - matang tentang siapa calon pendampingnya ini, hingga kemudian selalu tahu belakangan "belangnya".

Maka ketika kegagalan berumah tangga terjadi lagi untuk kedua atau ketiga kalinya, Anggia Chrisanti, konselor dan terapis di Biro Konsultasi Psikologi Westaria menyebut beberapa langkah yang harus pertama kali diambil. "Sehingga mudah - mudahan tidak mengulang kesalahan yang sama ke depannya," kata Anggia Chrisanti dalam wawancaranya dengan Aura. 

Berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan setelah mengalami kegagalan berumah tangga lagi, menurut Anggia Chrisanti.

1.  Tuntaskan inner child

Tidak ada cara lain, minta bantuan ahli atau psikolog untuk menuntaskan inner child Anda. Tentu Anda tidak ingin selalu mengambil keputusan tergesa dan salah yang cenderung merugikan, bukan?

2. Perbanyak wawasan 

Perbanyak bergaul dengan lingkungan yang positif dan memberi pengaruh terhadap wawasan Anda. Minimal cara ini akan menjadi pagar bagi kita dalam mengambil keputusan - keputusan. Minimal kita punya teman dalam berbagi apa yang ada di dalam pikiran atau yang kita rasakan. 

3. Beri kesempatan orang lain untuk terlibat 

Kita tentu punya orang tua, saudara, sahabat, bahkan anak - anak yang mungkin sudah dewasa. Berikan mereka ruang untuk masuk dan terlibat dalam kehidupan kita. Terutama dalam pengambilan keputusan - keputusan penting. Karena orang - orang yang menyayangi Anda, meski nanti yang Anda dapati berseberangan atau kontra dengan apa yang Anda inginkan, mereka sesungguhnya melakukannya dengan pertimbangan rasa sayang kepada Anda. 

4. Bukan lagi tentang hidup Anda semata 

Saat sudah ada anak - anak, maka kehidupan kita bukan lagi milik kita sendiri. Egois boleh, namun jangan berlebihan, harus proporsional. Sebagai orang dewasa yang bahkan punya tanggung jawab besar dan utama menjadi pendamping hidup anak - anak, kita pun bertanggung jawab agar keputusan - keputusan kita (dalam merasa, berpikir, dan bertindak) jangan sampai memberi contoh yang buruk apalagi berpengaruh buruk pada mereka di kemudian hari. Jangan menjadi penyebab inner child negatif bagi mereka. 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id