3 Masalah Dalam Hubungan Beda Usia dan Cara Mengatasinya

aura.co.id | 26 Maret 2020 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pasangan dengan perbedaan usia yang cukup jauh terkadang menemui banyak kendala dalam menjalani hubungan. Beberapa pasangan yang terpaut usia belasan tahun lebih muda atau tua misalnya, bisa menjadi gunjingan segelintir orang. Dibilang memacari brondong atau kakek-kakek. Orang bisa menilai macam- macam tentang Anda dan dia. Belum lagi perbedaan pandangan, pola pikir, hingga masalah kesuburan.

Meski terlihat banyak kendalanya, banyak juga yang berhasil menjalani hubungan beda usia. Berikut kendala umum yang sering menurut beberapa pakar dan cara meminimalisasinya.

Cibiran Orang

Orang bisa kejam dalam menilai penampilan, status, apalagi soal perbedaan usia yang cukup jauh. “Lucunya masyarakat lebih terbiasa dan lebih bisa menerima wanita muda berhubungan dengan pria tua, ketimbang melihat wanita matang berhubungan dengan lelaki berusia belasan tahun lebih muda. Penilaian dan omongan orang bisa lebih kejam untuk wanita matang yang mengencani pria muda,” ungkap Carole Lieberman, psikiater asal Beverly Hills, AS. Ketika memutuskan menjalani hubungan dengan seseorang yang terpaut usia cukup jauh, siapkanlah mental Anda. “Anda harus bisa bersikap cuek, apa pun penilaian orang tentang hubungan Anda dan dia,” imbuh Carole.

Terapis pasangan dan keluarga juga pekerja klinis sosial, Catherine Silver, LCSW dari New York, AS, menambahkan, Anda akan ditanyai, dikomentari dengan pertanyaan dan komentar yang mengesalkan. “Mungkin ada saatnya Anda memberi penjelasan, tetapi ada saatnya juga Anda tidak perlu memberikan penjelasan atau menanggapi. Tidak perlu semua orang tahu dan ikut campur dalam hubungan Anda,” bilang Catherine. Jika tidak cuek dan bermental baja, hubungan bisa goyah.

Restu Keluarga

Akan terasa canggung memperkenalkan pasangan yang memiliki perbedaan usia cukup jauh dengan kita kepada keluarga. Pasti ada kecemasan, bagaimana menjelaskannya, apakah mereka akan merestui? Carole mengatakan, keluarga bisa saja tiba-tiba langsung memberi saran atau komentar yang ekstrem, yang bahkan tidak diminta. Atau membuat prediksi dan memberikan pandangan tentang kekurangan dari hubungan Anda dengannya.

Carole menyarankan agar menyikapinya dengan tenang. “Dengarkan saja dulu apa perkataan mereka. Sebenarnya, keluarga atau orang tua hanya ingin memastikan anaknya bahagia. Mereka butuh waktu, Anda juga butuh waktu, untuk membuktikan bahwa dia yang lebih muda atau lebih tua dari Anda tepat untuk Anda dan bisa membuat Anda bahagia.” Pada dasarnya memang ada perbedaan-perbedaan yang perlu diselaraskan ketika menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih tua maupun muda, yang
akan berpengaruh pada masa depan hubunga. “Tidak perlu berupaya keras meyakinkan keluarga. Tapi tunjukkanlah kalau Anda memang bahagia bersamanya. Setiap orang tua hanya ingin anaknya bahagia,” ujar Carole.

Kesesuaian Gaya Hidup, Tujuan, Minat, dan Rancangan Masa Depan

Terapis pernikahan dan keluarga Dr. Sheri Meyers dari California, AS, mengatakan salah satu isu besar bagi pasangan dengan perbedaan usia yang cukup jauh adalah bagaimana mereka menyelaraskan diri mereka. “Anda harus mendiskusikan dengan jelas dengan pasangan tentang harapan, impian, hasrat kalian masing-masing di awal. Karena beda usia artinya memiliki perbedaan pengalaman hidup dan tujuan hidup, khususnya seputar pernikahan, anak, gaya hidup, dan kebebasan,” jelasnya.

Contohnya, wanita muda yang menikahi pria lebih tua menginginkan anak. Tapi si pria karena usia dan pengalaman hidup sebelumnya—sudah pernah berkeluarga misalnya—tidak terlalu tertarik lagi mempunyai keturuan. Atau sebaliknya, wanita berusia matang menikahi pria muda. Si pria tentu antusias ingin mempunyai keturunan, sementara di usia tertentu wanita bisa jadi akan sulit memiliki keturunan, terkait masalah kesuburan. Hal-hal seperti ini harus dibicarakan secara terbuka sebelum memutuskan menikah dan mencari kesepakatan bersama atau kelak akan menjadi kerikil dalam rumah tangga.

Selain itu, menurut psikoterapis Beatty Cohan, MSW, LCSW, AASECT, dari Florida, AS, kebiasaan dan gaya hidup juga bisa menjadi masalah bila tidak ada komunikasi dan kompromi yang baik. “Misalnya, pasangan Anda yang lebih muda masih suka keluar malam, menongkrong, berdansa. Sementara Anda sudah tidak tertarik atau tidak punya cukup energi lagi untuk. Kuncinya harus ada kesabaran, toleransi dan kompromi di setiap hubungan, jika ingin langgeng.” Anda bisa mengalah untuk berusaha menyenangkan dia. Berusaha rutin berolahraga sehingga punya cukup stamina dan energi mengimbangi aktivitas atau kebiasaan dia. Ini juga akan membawa keuntungan lain, yakni penampilan
Anda terjaga.

(val/bin)

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id