Tiang Listrik yang Ditabrak Mobil Setya Novanto Ramai Didatangi Warga

TEMPO | 20 November 2017 | 19:40 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Tiang listrik di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mendadak terkenal setelah ditabrak mobil yang ditumpangi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, Kamis malam lalu. Hingga kemarin lokasi tiang listrik itu masih ramai didatangi masyarakat.

“Hebat iki tiang, sakti koyok seng nabrak (hebat tiang ini, sakti seperti yang nabrak),” kata Joko, warga Simprug yang singgah di lokasi itu, kemarin siang. Dia bersama yang lain ikut-ikutan menepuk-nepuk tiang listrik yang masih berdiri tegak itu.

Tiang listrik ini juga mendapat kiriman karangan bunga sebagai satire atas Setya Novanto, yang baru saja ditetapkan kembali sebagai tersangka korupsi kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) oleh KPK. Setya, yang juga Ketua Umum Partai Golkar, dilarikan ke rumah sakit akibat tabrakan minor tersebut.

Sepanjang siang kemarin ratusan orang yang datang silih berganti melihat tiang listrik itu. Sebagian besar melakukan swafoto di lokasi. Belum lagi setiap pengendara yang mengabadikan tiang dari kendaraannya ketika melewati. Bahkan Tempo beberapa kali diminta mengambil foto oleh orang yang datang sendiri.

“Saya penasaran sekali kenapa tiang listrik ini tidak penyok, apalagi roboh. Pohonnya juga hanya keserempet. Mobilnya juga tidak masuk parit, aneh,” kata Eko, warga lain yang ditemui Tempo di lokasi kejadian.

Berbagai julukan diberikan masyarakat kepada tiang listrik itu. Ada yang menyebut tiang Papa Setnov, tiang sakti, hingga tiang perkasa. Gumpalan koran terpaksa direkayasa pada tiang itu untuk menegaskan kejadian kecelakaan pada Kamis malam lalu. "Wah, tiangnya yang benjol," ucap sebagian masyarakat yang datang.

Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Kingkin Winisuda mengatakan telah memeriksa lokasi kecelakaan tersebut. Dia mengatakan menggunakan teknik traffic accident analyst untuk mengukur kecepatan kendaraan sesaat sebelum kecelakaan. “Kami bisa melihat sebelum, saat, dan setelah kejadian laka lantas,” ujarnya.

Hasil pengukuran dari teknik itu akan dicocokkan dengan pengukuran petugas lain. Sejauh ini, Kingkin menduga kecelakaan itu tunggal dan mobil yang ditumpangi Setya Novanto berkecepatan di atas 60 kilometer per jam. “Di atas 60 itu berarti kecepatan tinggi karena ini area permukiman,” tuturnya.

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO