Reaksi Amien Rais saat Pertama Lihat Wajah Lebam Ratna Sarumpaet

TEMPO | 5 April 2019 | 06:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (PBN) pasangan capres dan cawapres Prabowo-Sandi, Amien Rais, menuturkan posisi dan perannya dalam konferensi pers tentang penganiayaan Ratna Sarumpaet, Oktober tahun lalu. Konferensi pers dilakukan begitu dia melihat langsung wajah lebam Ratna yang belakangan diketahui pasca operasi sedot lemak di rumah sakit.

Amien Rais mengurai keterangannya sebagai saksi dalam persidangan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis 4 April 2019. Dia mengisahkan awalnya mengetahui dugaan penganiayaan yang dialami Ratna dari situs berita online dan tayangan videonya di Youtube pada 2 Oktober 2018. "Saya lihat wajahnya seperti dianiaya, saat itu saya langsung menghubungi Pak Prabowo," ujar Amien Rais. 

Saat itu, menurut Amien, Prabowo Subianto juga sudah mengetahui kabar penganiayaan tersebut. Dia dengan Prabowo lalu berencana untuk menjenguk Ratna Sarumpaet yang saat itu juga merupakan bagian dari Badan Pemenangan Nasional. 

Amien menyebutkan pertemuan tersebut dilakukan pada sore harinya di Rumah Polo di Hambalang. Saat itu, kata Amien, dia pertama kalinya melihat wajah Ratna Sarumpaet yang lebam. Menurut pria yang menjelang usia 75 tahun itu, "Saat itu kondisinya tertekan." 

Amien mengaku tidak tega untuk mengajak Ratna Sarumpaet berbicara lantaran perempuan penggiat seni berusia 69 tahun itu disebutnya mengalami gangguan di kerongkongan. Amien langsung menyampaikan kepada Prabowo untuk mengadakan konferensi pers menuntut kasus diusut kepolisian. "Sebagai pemimpin di BPN ini tanggung jawab moril saat ada anggotanya mengalami penganiayaan," ujarnya. 

Seperti diketahui konferensi pers digelar Prabowo pada Selasa malam 2 Oktober 2018 di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan. Saat itu Prabowo menyampaikan peristiwa yang menimpa Ratna Sarumpaet tersebut merupakan tindakan yang represif dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Diduga berbau politis, capres nomor urut 02 itu menyebut para pelaku sebagai pengecut.  

"Seorang perempuan 70 tahun yang berjuang untuk orang miskin, berjuang untuk keadilan, untuk demokrasi. Ini ancaman serius terhadap demokrasi," ujar Prabowo saat itu ditemani di antaranya Amien Rais.

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO