Nominasi Budaya Sehat Jamu, sebagai Calon Warisan Tak Benda Dunia UNESCO

tabloidbintang.com | 15 Maret 2022 | 00:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jamu adalah pengetahuan asli bangsa Indonesia yang telah digunakan dari generasi ke generasi, serta telah dikaji atas dasar pengalaman dan terbukti memberi manfaat untuk menjaga kesehatan dan penyembuhan bagi masyarakat Indonesia. Budaya sehat jamu adalah suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif. 

Secara empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara. Berdasarkan Pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada tanggal 18 Februari 2022, dimana Budaya Sehat Jamu adalah salah satu usulan yang direkomendasikan.

 Jamu sebagai nominasi Warisan Budaya Takbenda UNESCO Tahun 2022 memasuki babak baru. Gabungan Pengusaha atau GP Jamu resmi menyerahkan dokumen Intangible Cultural Heritage atau ICH 02 kepada Kemendikbud pada hari ini, Senin (14/3/2022) pukul 10.00 WIB.

Ketua Umum GP Jamu Dwi Ranny Pertiwi Zarman menyampaikan jamu adalah karunia yang Tuhan berikan kepada bangsa Indonesia. Nenek moyang percaya Tuhan menciptakan kekayaan hayati untuk menjaga kesehatan dan kebugaran.

"Banyak sekali data artefaktual yang bisa dijadikan bukti tradisi meracik dan mengonsumsi jamu sudah berkembang sejak ratusan tahun lalu. Ini terbukti dari relief di Candi Borobudur ada gambar mengolah jamu untuk kesehatan," kata Ranny dalam konferensi pers "Penyerahan Dokumen ICH 02 untuk Nominasi Budaya Sehat Jamu sebagai Calon Warisan Tak Benda Dunia UNESCO, di Graha Mustika Ratu, Jakarta Selatan, Senin (14/3/2022).

Ranny melanjutkan, Budaya Sehat Jamu telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang menjadi salah satu syarat untuk mendaftar ke UNESCO. Pemerintah mempersilakan pihaknya mendaftarkan diri sebagai nominasi Warisan Tak Benda Dunia UNESCO.

"Untuk itu, GP Jamu support niat mulia dari seluruh komunitas-komunitas jamu untuk mendaftarkan ke UNESCO. Kami perkirakan ada lebih dari 5 ribu perajin jamu, dalam bentuk jamu gendong dan jamu racik, serta ribuan pelaku tersebut 80 persen didominasi oleh UMKM," tambahnya.

Ranny menerangkan, "Dengan penerapan ini, semoga bisa membuat pelaku Budaya Sehat Jamu akan lebih bersemangat lagi melestarikan Budaya Sehat Jamu.".

Kusuma Ida Anjani sebagai Wakil Sekretaris Jendral 4 GP Jamu sekaligus Tim Kerja Nominasi Budaya Sehat Jamu menyebut menurut Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkap lebih dari 59 persen masyarakat Indonesia mengonsumsi jamu. Hal tersebut bukti jamu telah digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di berbagai bidang, baik dari pariwisata, kebugaran, kecantikan, dan kesehatan.

"Indonesia luar biasa sekali keragaman hayati sosial budayanya, akhirnya menghasilkan jamu yang memang warisan leluhur turun temurun, efikasinya pun juga terbukti di kehidupan masyarakat," ungkap Ajeng, begitu ia akrab disapa.

Penulis : tabloidbintang.com
Editor : tabloidbintang.com