Uus, Gagal Jadi Atlet Basket Nasional Kini Sibuk di Dunia Hiburan

Sarah Christiani | 30 Januari 2016 | 10:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Rizky Firdaus Wijaksana (25), akrab dipanggil Uus, saat ini memiliki seabreg kegiatan di dunia hiburan Tanah Air. Selain komika, ia juga berstatus sebagai presenter, MC, penyiar radio hingga pemain sinetron.  

Uus awalnya berkiprah di lapangan basket. Cedera parah membuat alur hidupnya berubah. 

“Karena cedera, saya tidak bisa naik ke NBL (National Basketball League). Mau ikut fisioterapi, tapi bingung harus mulai dari mana karena kondisi fisik saya sudah tidak memungkinkan untuk main basket lagi,” kenangnya saat ditemui di daerah Kebayoran Lama, Kamis (21/01). 

Setelah pensiun dini dari basket, Uus banting setir menjadi penyiar radio. Ia menjadi penyiar di segmen malam yang sepi pendengar. 

“Terus menerus siaran malam membuat saya bosan,” cerita Uus. 

“Kalau di Bandung, karakter penyiar itu terbagi dua, kalau bukan penyiar lucu, ya ngondek (kemayu). Saya memilih menjadi lucu. Saya enggak akan mau disuruh ngondek, walaupun itu memudahkan masuk dunia entertainment,” jelas alumnus jurusan Sastra Inggris Unpad ini. 

Akhir tahun 2012, Uus memberanikan diri ikut stand-up comedy di sekitaran Bandung. 

“Saat siaran malam saya sering menonton video komedi tunggal. Awalnya enggak berani. Beberapa bulan kemudian saya mulai berani. Terdorong kondisi yang lagi susah. Waktu itu penghasilan saya dari siaran malam cuma Rp 800 ribu per bulan. Sejak tahun 2010 saya tidak lagi dibiayai orang tua. Mereka bangkrut,” katanya. 

Tidak disangka, kali pertama tampil, materi lawakannya membuat banyak orang terpingkal-pingkal. 

“Materi pertama ‘pecah’, semua orang senang. Minggu kedua ikut open-mic lagi, eh malah enggak ada yang tertawa. Minggu ketiga juga sama,” kenangnya. 

Uus kian frustasi karena dilarang  menggunakan plesetan. Padahal materi lawakan model itu amat dikuasai dan menjadi andalannya. “Sejak SMA saya sudah main plesetan,” tegasnya. 

Uus menjelaskan, saat itu di Bandung ada sejumlah aturan stand-up yang harus dipatuhi komika.

“Kalau membawakan materi harus ada premis, punchline, story telling, dan harus jujur dengan keadaan. Terus terang saya bingung harus membahas apa. Masa membahas soal hidup saya yang miskin? Masa harus cerita tentang orang tua saya yang bangkrut? Kalau begitu, kan malah menjelekkan keluarga saya sendiri,” katanya. 

Uus tak takluk dengan aturan tersebut. Ia tetap memasukkan unsur plesetan ke dalamnya. Suatu kali, Uus mendapatkan kesempatan tampil dalam sebuah show di Bandung. Plesetannya sukses mengocok perut penonton.  

“Banyak pelaku stand-up Bandung yang bungkam. Pasalnya, ketika saya menggunakan plesetan orang-orang justru tertawa terpingkal-pingkal,” katanya. 

Uus lalu mengikuti kontes Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) musim ketiga yang ditayangkan Kompas TV. Uus tak bertahan lama lantaran ia sengaja membuat dirinya tereliminasi dari acara itu. Ia tidak menyukai pengkarakteran yang diberikan kepadanya. 

“Waktu itu saya diberi karakter  ganteng, keren, dan womanizer(penakluk wanita). Sedangkan saya enggak punya materi tentang itu dan karakternya bukan saya banget. Saya pasti kesulitan membuat materi seperti itu, stand-up pun menjadi hal  yang tidak menyenangkan. Jadi saya memutuskan mengeliminasi diri saya. Ketika itu saya diberi waktu durasi 3 menit menggunakan materi audisi, saya malah memakai materi baru berdurasi 4 menit. Ya, sudah pasti tereliminasi,” kenang cowok yang memperkuat film Comic 8: Casino Kings (2015) ini. 

Tereliminasi di babak awal, karier Uus tidak lantas berhenti. Ia dipercaya memandu SUCI 4 lalu menjadi semacam additional player di beberapa acara televisi bergenre komedi. Sedihnya, Uus sering dicueki pelawak-pelawak senior. 

“Saya seperti dianggap enggak ada. Karena gini lo, ketika seorang  komika memulai karier, tujuannya menghibur orang tanpa pamrih. Sedangkan pelawak-pelawak itu, dari awal mereka sudah punya stigma cari uang. Jadi ketika lawakan saya lebih lucu, ya mungkin mereka merasa lahannya diambil oleh saya. Itu yang saya rasakan,” ungkapnya panjang lebar. 

(sarah/gur)

Penulis : Sarah Christiani
Editor : Sarah Christiani