Harris J Belajar Mengucap “Woles Aja Keleus”

Wayan Diananto | 12 Juni 2016 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ramadhan ini, penyanyi asal Inggris, Harris J (19), menemani pemirsa layar kaca setiap hari lewat sinetron Salam.

Dalam sinetron itu, ia beradu akting dengan putra Andi Soraya, Shawn Adrian Khulafa.

Apa yang membuat pemilik hit “Salam Alaikum” ini melebarkan karier ke dunia akting?

Di sinetron Salam, Harris J memerankan Harris. Ia siswa SMA dari luar negeri yang mengikuti program pertukaran pelajar ke Indonesia. Harris ramah kepada semua orang, berlaku santun kepada yang lebih tua, cerdas, dan memahami ilmu agama.

Hadirnya Harris rupanya membuat seorang siswa gerah. Namanya Reno (Shawn). Maklum sebelum Harris hadir, Reno dianggap bintang kelas. Ia tampan, kaya, punya banyak teman namun sayang, ia kurang peduli terhadap lingkungan sekitar. Reno iri kepada Harris. Puncaknya, saat orang tuanya sendiri tampak lebih sayang kepada Harris daripada anak mereka sendiri.

Tampilnya Harris di layar beling bukanlah aji mumpung. Ia pernah mengenyam pendidikan akting di BRIT School of Performing Arts, London. Penyanyi kelahiran 2 Mei ini lulus pada Juli 2015. Akting bagi Harris adalah bakat yang terasah. Namun, menyanyi bagai darah yang mengalir di tubuhnya sejak kecil. Ia suka bernyanyi sejak berusia 5 tahun.

“Momen yang membuat saya makin mantap di dunia menyanyi, ketika mengikuti kompetisi pencarian bakat yang digelar Awakening Records pada 2013. Di sana, saya bertemu Maher Zein lalu perjalanan musikal saya dimulai. Di samping itu, akting sangat menantang,” ungkap Harris kepada Bintang, di Jakarta, minggu lalu.

Salam menjadi salam perkenalan Harris kepada pencinta sinetron. Keterlibatannya dalam produksi sinetron mengajarinya banyak hal. Harris belajar jadi diri sendiri, belajar bekerja selama 12 jam, dan berinteraksi dengan banyak orang di lokasi syuting.

“Saya mulai merasakan dan menikmati prosesnya. Sinetron mengajari saya ritme kerja yang lebih cepat dan betapa pentingnya kerja dengan tim secara kompak. Saya bekerja sama dengan para pemain termasuk Shawn. Saya membangun chemistry dengan Shawn bahkan sejak hari pertama. Ia membantu saya menangani berbagai kendala di lokasi syuting khususnya bahasa,” paparnya.

Chemistry itu, kata Harris, terbangun dari momen-momen saat break syuting. Kalau senggang, di lokasi syuting Harris bermain bola, menyanyi bersama, atau sekadar mengobrol dan bercanda dengan Shawn dan pemain lain. Ia bersyukur mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Dengan demikian, kerja sama dengan pemain dan kru yang baru dikenalnya lebih mudah. Selain itu, ia belajar bahasa Indonesia.

“Dalam beberapa hari ini saya bisa mengucapkan beberapa kata. Di antaranya: woles aja keleus (santai saja, kali-red.). Kemudian mengucap ‘apa kabar?', 'ayo cepat!', dan 'aku cinta'. Saya mulai bisa membedakan arti 'ganteng' dan 'jelek', ha ha ha!” beri tahu Harris, disusul tawa. 

Sinetron bukan medium pembuktian Harris sebagai pekerja seni serbabisa. Ia mempersembahkan sinetron perdananya sebagai bentuk cinta kepada seni dan penggemar.

“Sinetron ini bentuk keseriusan promosi album dan cinta saya buat penggemar di Indonesia. Saya ingat, datang ke Indonesia pada November 2015. Saat itu, saya menggelar konser mini dan memperkenalkan lagu-lagu di album terbaru saya. Saat itu, saya merasa penggemar di Indonesia ini beda. Mereka menyambut dengan antusias. Saya bisa merasakan aura hangat yang mengalir selama tampil di panggung dan berinteraksi dengan mereka,” pungkasnya.

 

(wyn/gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto