Stephen Hawking Meninggal: Melahirkan Karya Hebat dalam Keterbatasan Fisik

TEMPO | 14 Maret 2018 | 13:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Fisikawan peraih Nobel, Stephen Hawking, meninggal dunia pada usia 76 tahun, pada Rabu ini, 14 Maret. Kabar kematian ilmuwan hebat itu disampaikan keluarganya, tanpa menyetakan banyak detail. Mereka tak menyertakan waktu atau penyebab kematian. "Kami sangat sedih bahwa ayah tercinta kami meninggal hari ini," begitu pernyataan dari keluarga Hawking, yang tinggal di Inggris.

Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Oxford, Inggris. Sepanjang hidupnya, ia menulis banyak buku berpengaruh termasuk "A Brief History of Time". Pada usia 22 tahun, pada 1962, ia didiagnosis mengalami penyakit sarap langka, yang membuatnya lumpuh, sehingga harus tarpaku di kursi roda. Ia juga tidak bisa berbicara kecuali melalui synthesizer suara.

Dalam keterbatasan fisik, Stephen Hawking masih terus melahirkan karya-karya hebat. Pandangan dan temuannya selalu mendapat penghargaan dan pengakuan tinggi dari seluruh dunia, terutama soal lubang hitam.

Keluarga mengatakan bahwa Hawking meninggal dengan damai di rumahnya, di dekat Universitas Cambridge, tempatnya melakukan banyak memecahkan masalah soal lubang hitam. Lucy (istri Stephen Hawking) serta Robert dan Tim (anaknya) mengatakan: "Dia adalah ilmuwan hebat dan pria luar biasa yang pekerjaannya akan terus berjalan selama bertahun-tahun."

Mereka melanjutkan, "Keberanian dan ketekunannya, dengan kecemerlangan dan humornya, mengilhami orang-orang di seluruh dunia. Dia pernah berkata, 'Tidak akan ada artinya alam semesta jika tidak ada tempat bagi orang-orang yang Anda cintai.' Kami akan merindukan dia selamanya."

 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO