Gisel Tersangka, dan Era Saat Video Porno Tak Lagi Dibicarakan dengan Berbisik

Redaksi | 30 Desember 2020 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Jauh sebelum Gisel ditetap sebagai kasus video asusila, pembicaraan tentang video porno sudah tak lagi dilakukan sambil bisik-bisik di ruang tertutup dengan orang-orang terdekat. Sejak zaman sebentar-sebentar ada video porno menyebar dan viral di dunia maya, semua orang dari anak-anak sampai kakek-kakek di kota maupun di pelosok, begitu familiar dengan istilah video porno. Banyak orang yang membincangkan video porno secara terbuka.

Televisi, media cetak/online dan sosial media dipenuhi dengan kata-kata dan kalimat video porno. Tak usah heran kalau mendengar ada orang tua yang dibuat terkejut ketika anaknya yang masih kecil tiba-tiba bertanya: video mesum itu apa sih?

Dulu video porno hanya bisa diakses lewat kaset dalam format betamax lalu VHS yang disewa di rental penyewaan video yang dulu tumbuh subur. Itu pun tak semua tempat menyediakan karena memang dilarang. Setelah alat perekam dalam format VCD dan DVD ditemukan, penyebaran video porno makin luas. Harganya yang relatif murah, penyuka video porno tak perlu lagi menyewa. Bisa membeli di berbagai tempat yang menjual dengan sembunyi-sembunyi maupun teran-terangan. Tentu saja yang dibeli versi bajakan. Tak masalah, yang penting bisa ditonton.

Masa video bajakan dalam format VCD ada DVD banyak diperjual-belikan, pembicaraan tentang video yang dulu juga populer dengan istilah XXX tetap dilakukan dengan sambil berbisik dan malu-malu. Rasanya tak elok atau bahkan tabu mengobrolkan video porno secara terbuka. Juga tak ada media yang, misalnya, mengulas video porno terbaru yang dibintangi bintang porno paling top. Di televisi juga tak ada berita tentang video porno. Semua video porno yang beredar diproduksi dan dibintangi oleh orang-orang yang memang bergelut di bisnis itu. Singkatnya, peredaran video porno secara fisik maupun dalam perbincangan, masih terlokasir dalam kelompok-kelompok kecil.

Tapi masa ketersembunyian video porno yang sudah berjalan lama, terungkap dengan terang benderang di zaman internet. Mula-mula tentang video porno yang dibintangi oleh bukan bintang porno. Film porno tapi pemainnya bukan bintang porno, siapa yang tidak penasaran? Beredarnya video mesum selebriti menjadi awal video porno jadi berita yang dikonsumsi banyak orang. Situs yang menyediakan video jenis ini dibanjiri pengunjung, termasuk mereka yang sebelumnya bukan penggemar. Apalagi lalu semakin banyak situs khusus video porno yang bisa diakses dengan gratis. Tak perlu menyewa atau beli, cukup dengan modal kuota internet. Pemerintah memang sudah memblokir situs-situs porno. Tapi banyak orang yang tetap bisa membuka. Belum lagi sekarang video porno juga beredar lewat sosial media.

Peredaran video porno lewat sosial media ini yang paling mengkhawatirkan. Tak hanya orang dewasa yang memang berminat, tapi siapa saja bisa tanpa sengaja terpapar lewat media sosial. Lebih mencemaskan lagi kalau yang beredar video yang diperankan orang-orang biasa, dalam arti bukan bintang porno.

Peredaran video porno yang tak dibatasi sudah sangat mengkhawatirkan. Perbincangan tentang video porno yang makin terbuka, karena semua media memberitakan, ini soal lain yang tak kalah merisaukan. Tapi di zaman kebebasan mengakses informasi tanpa batas seperti sekarang, sulit sekali mencegah peredaran video porno. Mencegah media (TV, cetak/online) untuk tak terlalu bersemangat setiap kali ada berita soal video porno, juga tak mudah. Tapi membiarkan anak-anak kita yang masih kecil sudah sangat akrab dengan istilah video porno, ini sungguh tak bertanggung jawab. Siapa yang harus mengambil langkah mencegah hal ini terjadi? Ayo dong, jangan politik aja yang diurus.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi