Banjir Air, Banjir Informasi, Kapan Giliran Banjir Rejeki?

Redaksi | 20 Februari 2021 | 11:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Awal tahun 2021 beberapa wilayah Indonesia diterjang banjir. Hujan dengan intensitas tinggi membuat beberapa kawasan tak kuasa menghindari banjir. Kerusakan terjadi bahkan banyak yang terpaksa mengungsi. Tentu saja kita lebih suka mengatakan banjir ini terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi dan terus menerus. Kalau menyebut banjir terjadi karena kesalahan kita, berarti seseorang harus bertanggung jawab, tapi siapa? Paling gampang, ya menyalahkan hujan. Sungai yang penuh sampah, got yang dibuat kecil-kecil dan tak terawat, tanah resapan dan lahan pertanian yang jadi perumahan dan pabrik, tak bisa kita maki karena menyebabkan banjir. Banjir membuat susah banyak orang, dan biang keladi dari semua itu adalah hujan. Titik.

Selain menerima banjir air secara rutin dan berkala, sejak beberapa tahun lalu kita juga mulai kebanjiran informasi. Di era informasi gratis, semua orang bisa jadi penyampai berita lewat sosial media. Siapa saja bisa membuat media online,. Dunia pun kebanjiran informasi. Hoax, berita tak penting dan informasi bermutu tinggi campur jadi satu dalam banjir bandang informasi. Tak seperti banjir air yang dampaknya selalu buruk, ada sisi baik-buruk di era banjir informasi. Setidaknya, semakin banyak orang yang merasa tahu segala hal hanya dengan berbekal akun sosmed dan follow sana-sini. 

Seperti pepatah lama, internet dan banjir informasi di era digital bak dua sisi mata uang. Ada banyak bisnis hancur, tapi banyak bisnis baru muncul. Banyak orang kehilangan pekerjaan, banyak juga muncul profesi baru. Hal-hal yang dulu ada dan besar mendadak lenyap, tapi pada saat bersmaan banyak juga hal baru yang dulu sama sekali tak ada. Mereka yang diuntungkan menyambut dengan suka cita. Sementar yang dirugikan, terpaksa hanya bisa mengutuk dalam hati. Melawan era yang berubah sama saja dengan melawan waktu. Tak akan menang. Alias sia-sia. Celakanya, menyesuaikan diri juga tak mudah.

Saat coba beradaptasi dengan perubahan yang dibawa era banjir informasi, tak semua berhasil. Banyak yang terpaksa gugur di tengah jalan. Menyerah. Meninggalkan bisnis dan pekerjaan yang tak lagi relevan dengan keinginan zaman.

Tak ada yang mau kebanjiran air, tapi sesekali harus menerimanya karena tak terhindarkan. Banjir informasi seperti sekarang terjadi, sebetulnya juga tak terlalu kita butuhkan amat. Kita tetap bisa hidup bahagia dengan atau tanpa banjir informasi. Yang sungguh-sungguh kita butuhkan adalah kebanjiran rejeki. Sayangnya itu hanya ada di iklan. 

Doa dan simpati untuk semua saudaraku yang rumahnya kebanjiran. Doa dan simpati yang sama untuk mereka yang rejekinya makin seret di era banjir informasi. Mari sama berharap dan berdoa kita kebanjiran rejeki di tahun 2021 ini.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi