[RESENSI FILM] Mimpi Anak Pulau, "Laskar Pelangi" dari Batam
TABLOIDBINTANG.COM - Laju cerita yang terombang-ambing membuat Mimpi Anak Pulau (MAP) terasa terlalu lama berproses untuk menghasilkan perubahan nasib bagi karakter utama. Satu-satunya jalan menikmati film ini, memusatkan perhatian pada penampilan Ray, Ananda, dan Daffa.
Mimpi Anak Pulau bentuk lain dari Laskar Pelangi, Semesta Mendukung, dan film sejenis. Di dalamnya, tersimpan senjata pengubah nasib bernama pendidikan. Ketekunan selama bertahun-tahun belajar, keberanian hidup prihatin, dan ketaatan ibadah, kunci sukses bagi siapa pun, termasuk Jani (Daffa Permana).
Ayahnya, Lasa (Ray Sahetapy), seorang nelayan. Ia menjual kelapa dan hasil hutan lainnya ke pesisir Batam, pasar tradisional, dan Singapura. Ibu Jani, Rabiah (Ananda Faturrahman), sehari-hari menjual nanas dan aneka kue. Kondisi keluarga ini makin sulit setelah Lasa meninggal akibat serangan jantung. Pada akhirnya, yang tersisa dari diri Jani adalah tekad mengubah nasib dengan melanjutkan sekolah ke Pangkal Pinang.
Untuk urusan akting, kita tak perlu meragukan bahasa tubuh dan mimik Ray. Pun, Anda akan dibuat luluh melihat perubahan air muka Ananda sebagai ibu yang merasa gagal memberikan masa kecil yang bahagia bagi Jani. Daffa, sebagai pendatang baru berhasil membawakan karakter Jani sebagai pribadi tangguh. Yang absen dari film ini yakni, nuansa dekade 1950-an.
Dalam segmen Jani dan kakaknya berlayar ke pangkal pinang, tampak jelas lampu-lampu menyala benderang. Suasana di pulau itu terlihat mendahului zaman, terbingkai dalam lanskap yang indah. Saat kamera berbalik membidik adegan close up dan medium close up barulah kita dibawa kembali ke masa tempo doeloe yang lagi-lagi, kurang meyakinkan.
Yang membuat kami bertahan menonton film ini, akting para pemain utama dan cerita yang terhubung ke hati. Sebagai orang yang pernah melewati masa kecil yang susah, Mimpi Anak Pulau seperti cermin raksasa yang membuat kami berkaca pada masa lalu seraya mendefinisikan kembali apa kesuksesan itu sebenarnya?
Pemain : Ray Sahetapy, Ananda Faturrahman, Daffa Permana, Herdin Hidayat, Dato Tamini
Produser : Moch. Djuanda, Kiki Nuriswan, Boni Faisal
Sutradara : Kiki Nuriswan
Penulis : Boni Faisal, Ichsan Zulkarnain, Abidah El Khalieqy
Produksi : Nadienne Batam Production, Studiopro 1226
Durasi : 1 jam 21 menit
(wyn/gur)
Foto: Dok. Studiopro 1226
-
Film Tv Musik
Ghosbuster: After Life, Menangkap Hantu dengan Cara Anak-anak
SupriyantoKamis, 2 Desember 2021 -
Film Tv Musik
Resensi Film BOMBSHELL: Kolaborasi Apik Charlize Theron, Nicole Kidman, Margot Robbie
Panditio RayendraSabtu, 28 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film IP MAN 4: THE FINALE, Pertarungan Sang Guru di Amerika
Panditio RayendraSabtu, 28 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film CATS: Senandung Cetar, Emosi Datar
Panditio RayendraJumat, 27 Desember 2019 -
Film Tv Musik
RESENSI FILM Jumanji: The Next Level, Petualangan Seru dan Kisah Persahabatan yang Hangat
Panditio RayendraRabu, 4 Desember 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film LAST CHRISTMAS: Belajar Menghargai Hidup
Panditio RayendraJumat, 29 November 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film KNIVES OUT: Misteri Kematian Penulis Terkenal yang Digarap dengan Baik
Panditio RayendraKamis, 28 November 2019 -
Film Tv Musik
Resensi Film 21 BRIDGES: Antara Penegak Hukum, Kurir Narkoba dan Intrik Kotor
Panditio RayendraSelasa, 26 November 2019 -
Film Tv Musik
RESENSI FILM The Good Liar: Tipuan Menawan Ian McKellen dan Helen Mirren
Panditio RayendraJumat, 22 November 2019