My Generation, Potret Orang Tua dan Kids Zaman Now

Wayan Diananto | 19 November 2017 | 16:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - My Generation bagaikan album foto yang mengabadikan berbagai momen. Ada perbedaan kontras saat membuka album itu.

Pertama, foto-foto yang mengabadikan sepak terjang generasi kekinian. Kedua, foto-foto dengan garis waktu mundur.

Tentang orang-orang yang menjadi produk masa lalu dan berupaya mencegah masa lalu yang kelam terulang lagi. Ada pula yang mencoba untuk menjadi bagian dari masa kini meski tak sepenuhnya berhasil.

Zeke (Bryan) bersama tiga sahabatnya, Orly (Alexandra), Suki (Lutesha), dan Konji (Arya) memiliki persamaan, yakni tidak cocok dengan orang tua mereka.

Zeke kehilangan komunikasi yang hangat dengan orang tua (Tyo Pakusadewo-Karina Suwandi) sejak adiknya mengalami kecelakaan lalu koma di rumah sakit. Orly dibesarkan oleh orang tua tunggal. Ibunya (Indah Kalalo) sok muda dan doyan menjalin hubungan dengan berondong.

Lain lagi dengan Suki. Ia merasa tidak dipahami orang tua (Surya Saputra-Aida Nurmala), tertekan, lalu mencandu antidepresan. Sementara Konji sebal dengan orang tuanya (Joko Anwar-Ira Wibowo) yang selalu menyebut generasi mereka jauh lebih berakhlak ketimbang anak zaman now.

Dalam My Generation, Upi membangun jarak antartokoh. Orang tua dan anak hidup seatap namun tak sepaham. Ketidaksepahaman itu mayoritas disampaikan secara verbal dalam kondisi emosional kepada orang tua, curhat kepada kawan, atau bungkam.

Paruh pertama film ini berisi hura-hura. Mereka mencari jati diri, pelampiasan, dan mengekspresikan ketidaktahuan akan solusi.

Sedikit jenuh melihat anak-anak itu berlari ke sana kemari. Titik balik terjadi saat Upi membuat frekuensi benturan orang tua dan anak lebih sering. Dari sini, karakter mulai berkembang.

Yang membisu, angkat suara. Yang tidak tahu, menemukan jalan (pintas). Yang lugu, belajar cinta. Yang (merasa) benar, mendapat partner untuk menjalani keberanan versinya.

Upi membuat visual My Generation penuh warna untuk mencerahkan kisah yang sebetulnya remang. Visual ini merefleksikan kesengajaan menciptakan ingar bingar untuk menutupi kesepian dan ketidaktahuan.

Pujian patut diberikan kepada Upi atas keberaniannya memasang empat aktor pendatang baru. Mereka tampil apik di film ini.

Yang paling membekas dibenak kami, Lutesha dan Bryan. Keduanya mampu mempresentasikan karakter dengan penjiwaan yang pas.

Pemain    : Bryan Warow, Arya Vasco, Lutesha, Alexandra Kosasie
Produser    : Adiyanto Sumardjono
Sutradara    : Upi
Penulis        : Upi
Produksi    : IFI Sinema
Durasi        : 1 jam 46 menit

 

(wyn / gur)

 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto