Mendaur Ulang Film Lawas Disebut Lebih Aman, Karena . . .

Wayan Diananto | 10 Maret 2018 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Untuk menonton film di bioskop, ritualnya panjang. Anda harus keluar rumah. Setelah keluar rumah, Anda mendapati fakta ada banyak destinasi menjanjikan. Bioskop hanya salah satunya. 

Mayoritas bioskop ada di mal dan berada di lantai paling atas. Kalau kuat iman, Anda tiba di bioskop. Kalau tak kuat iman, bisa jadi Anda mampir ke tempat lain lalu membatalkan agenda menonton.

Sesampainya di bioskop, apakah Anda langsung menonton? Belum tentu. Di bioskop ada kafe, galeri, arena gim, toko roti, dan studio.

Kalau pun jadi menonton film, mau menonton apa, mengingat bioskop zaman now minimal punya 2 studio.

Artinya, film Indonesia bersaing dengan setidaknya satu film lain. Dibutuhkan magnet yang kuat untuk menarik perhatian penonton.

Abimana Aryasatya (35) yang melambung bersama Warkop DKI Reborn menilai dari segi bisnis, mendaur ulang film lawas lebih aman.

“Risiko ruginya jauh lebih kecil karena produser tidak perlu melahirkan, memperkenalkan, dan menumbuhkan brand baru. Film klasik yang dulu box office itu brand yang dikenal banyak orang, penonton potensialnya sudah ada, tinggal merangkul generasi baru agar mau menonton. Warkop, Pengabdi Setan, sampai Rangga dan Cinta sudah lekat di hati khalayak,” ulas Abimana.

(wyn / gur)

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto