[RESENSI] Captain Marvel: Awalnya Kurang Mudah Diikuti, Lama-lama Enak Dinikmati

Wayan Diananto | 16 Maret 2019 | 09:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Avengers: Infinity War berakhir tragis. Thanos (Josh Brolin) berhasil mengumpulkan seluruh cincin dan memperoleh kekuatan tertinggi. Ia menghilangkan setengah populasi bumi. Akibatnya, separuh anggota Avengers pun raib, termasuk Spider-Man dan Black Panther.

Ketika miliaran manusia menjadi abu, anggota organisasi S.H.I.E.L.D bernama Nick Fury (Samuel) mengirim pesan singkat lewat gawai kepada seseorang. Tak jelas nama orang itu, namun setelah pesan terkirim muncul logo bintang emas dengan latar warna merah dan biru. 

Kami ingat betul, saat logo bintang emas muncul, penggemar Marvel di bioskop bersorak, “Woaaah! Kapten Marvel!” Pertanyaan yang kemudian muncul, siapa sebenarnya Sang Kapten? Mengapa ia menjadi harapan terakhir saat separuh dunia luluh lantak dan para personel Avengers babak belur dihajar Thanos? Karya Anna dan Ryan ini menjawab rasa penasaran publik.  

Kisahnya bermula ketika Yon-Rogg (Jude) memimpin misi untuk menyelamatkan agen bangsa Kree, Soh-Larr (Chuku Modu), yang hilang di Planet Torfa. Planet ini dihuni bangsa Skrull. Yon-Rogg membawa tim kecil yang diperkuat Vers (Brie), Bron-Char (Rune Temte), Minn-Erva (Gemma Chan), Att-Lass (Algenis Perez Soto), dan Korath (Djimon Hounsou). Misi ini gagal. Vers disandera salah satu petinggi Skrull, Talos (Ben Mendelsohn).

Vers diikat, kepalanya disinar untuk mengecek isi otaknya. Talos mencari memori Vers yang berhubungan dengan Dr. Wendy Lawson (Annette), ilmuwan yang merancang inti energi dan mesin berkecepatan cahaya. Saat terjaga, Vers memberontak dan membantai 20 anggota Talos. Kejar-mengejar dengan Talos mengantar Vers ke Planet C-53 yang dihuni manusia. 

Di sana, Vers menemui Maria Rambeau (Lashana). Melihat Vers, Maria menangis karena teringat sesuatu. Selama ini, otak Vers berisi kepingan kenangan tidak beraturan. Di rumah Maria, ditemani Nick Fury, Vers mengingat satu per satu masa lalunya.

Tiga puluh menit pertama Captain Marvel terasa mengambang. Beberapa adegan diacak, membuat penonton kebingungan dan terus bertanya, ada apa dengan Vers? Rupanya, adegan-adegan yang diacak itu mencerminkan kehidupan Vers yang nyaris tidak punya masa lalu. Selama menjadi agen Kree, Vers didikte bahwa masa lalu membuatnya ragu. Keraguan membuatnya rentan dan gagal mengendalikan diri. Itu sebabnya Vers tak pernah mampu mengalahkan Yon-Rogg.

Setelah 30 menit, kami menemukan cara paling tepat menikmati Captain Marvel, yakni membiarkan diri dipimpin oleh film dan tidak terlalu banyak berpikir. Fokus utama Anna-Ryan, mengenalkan Sang Kapten dengan mengajak penonton merasakan kebingungan tokoh utama. Satu demi satu misteri terungkap kemudian mengerucut pada jati diri Vers.

Keunggulan Captain Marvel terletak pada cerita yang dituturkan intens, berbalut selera humor khas Marvel, dan tema persahabatan. Momen titik balik tokoh utama terjadi di Planet C-53 yang kemudian disebut Bumi. Tepatnya, di sebuah rumah dengan kebun yang luas. Maria berkata kepada Vers, “Kamu adalah perempuan yang berani mempertaruhkan nyawa ketika ada orang yang butuh ditolong. Kamu sahabat yang kuat, lucu, sekaligus menyebalkan.”

Keduanya lantas berpelukan, Vers menangis tersedu-sedu. Tangis itulah yang memanusiakan Vers. Membuatnya tahu hakikat hidup. Pesan Captain Marvel tidak muluk namun sangat mendasar: kekuatan terbesar manusia bermula dari pengenalan dan pengendalian diri.

Cerita Captain Marvel awalnya kurang mudah diikuti. Sedikit empati dan kesabaran Anda untuk tokoh utama adalah kunci untuk menikmati film ini. Akhirnya, Captain Marvel menjadi paket lengkap. Penuh canda tawa, musik yang asyik, dengan sisipan momen haru sebagai titik balik cerita. Chemistry Brie, Samuel, dan Lashana adalah daya tarik utama.

Salut untuk penulis skenario Geneva-Anna-Ryan yang berhasil menjadikan film ini mata rantai untuk menjembatani Avengers: Infinity War dan Endgame. Captain Marvel dirilis Maret agar dunia tahu siapa dia sebelum muncul di jilid terakhir Avengers. Sebagai sebuah mata rantai semesta sinema Marvel, posisi film ini sangat krusial dengan pesan yang universal.

Catatan untuk Anda: Pernah menonton film rilisan Marvel Studios sebelumnya? Jika ya, tentu Anda paham peraturan nomor satu selama menonton, yakni jangan keluar bioskop sampai credit title tuntas dijabarkan. Ada dua adegan tambahan. Salah satunya, pertemuan Sang Kapten dengan ah, sudahlah.... Silakan tonton sendiri. 

Pemain    : Brie Larson, Samuel L. Jackson, Jude Law, Annette Bening, Lashana Lynch
Produser    : Kevin Feige
Sutradara    : Anna Boden, Ryan Fleck
Penulis        : Geneva Robertson-Dworet, Anna Boden, Ryan Fleck
Produksi    : Marvel Studio, Walt Disney Studios
Durasi        : 2 jam, 4 menit 

(wyn / gur)
 

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto