[RESENSI] Avengers Endgame: Reuni dan Pertempuran Terbesar Abad Ini
TABLOIDBINTANG.COM - Clint Barton alias Hawkeye (Jeremy) tengah bermain panah dengan putrinya halaman rumah. Sementara istri Clint, Laura Barton (Linda Cardellini) memasak ditemani putranya. Dalam hitungan detik, Laura dan kedua anaknya raib, menjadi abu. Clint panik. Sementara Tony Stark (Robert) dan Nebula (Karen Gillan) terapung di luar angkasa. Memasuki hari ke-22, kadar oksigen menipis. Tony mengirim pesan terakhir untuk Pepper Pots (Gwyneth Paltrow). Usai merekam suara, ia beristirahat. Tony terjaga karena cahaya emas menyapu wajahnya.
Captain Marvel (Brie) datang lalu menuntun pesawat Tony mendarat di bumi. Tony, Nebula, dan Captain Marvel bersama tim Avengers yang tersisa yakni, Captain America (Evans), Thor (Hemsworth), Black Widow (Scarlet), Hulk (Mark), serta Rocket (Bradley) mencari akal untuk membunuh Thanos (Josh). Nebula teringat, Thanos sering bilang, usai meluluhlantakkan bumi, ia akan menghabiskan sisa hidupnya di sebuah taman.
Para pahlawan ini lantas melacak keberadaan Thanos lalu menyanderanya. Captain Marvel memaksa Thanos memberi tahu keberadaan batu ruang, realitas, kekuatan, jiwa, pikiran, dan waktu. Rupanya, enam batu itu telah dihancurkan Thanos. Dalam amarahnya, Thor menebas leher Thanos. Lima tahun berlalu sejak tragedi itu. Kondisi psikologis para Avengers yang tersisa makin drop. Dalam keputusasaan, Black Widow dan Captain America menerima pesan video dari Scott Lang (Paul).
Terjawab sudah mengapa dalam Avengers Infinity War kita tidak melihat sepak terjang Ant Man, Captain Marvel, dan Hawkeye. Marvel Studios punya rancangan besar nan detail dalam setiap jilid Marvel Cinematic Universe (MCU). Ada alasan mengapa Ant Man terjebak di mesin kuantum, Hawkeye tidak terlacak di Infinity War, dan Captain Marvel difilmkan persis di pengujung pertarungan para pahlawan sejagat. Penataan garis waktu adalah kunci keberhasilan MCU memuaskan para penggemar.
Endgame terasa lebih unggul dan punya hati ketimbang Infinity War. Bukan, bukan karena ini jilid pamungkas dari Avengers yang akbar. Endgame membawa kita pada pemahamaan yang lebih tinggi tentang apa itu pahlawan sejati. Pikirkan, dalam kondisi bumi kehilangan setengah penduduknya, para pahlawan bertaruh nyawa untuk memulihkan keadaan.
Di titik ini, pertanyaan apakah para Avengers berhasil memulihkan bumi tidak lagi relevan. Pertanyaan yang semestinya diajukan, dalam usaha pemulihan bumi, mungkinkah para pahlawan menyelamatkan dan selamat semua? Dalam upaya penyelamatan itu, (biasanya) ada jiwa-jiwa baik yang tak terselamatkan atau mau tak mau harus berkorban. Saya harus katakan, ini tidak terhindarkan. Inilah yang membuat Endgame terasa emosional sekaligus mengharukan.
Film ini memberikan sensasi pertarungan dan pembalasan di level paripurna. Semua pahlawan memiliki peran meski hanya membawa keenam batu lalu melemparkannya ke pahlawan lain. Jika beberapa tampak lebih menonjol ketimbang yang lain, lagi-lagi ini konsekuensi yang tak bisa dihindari. Disunting secara rapi dan dituturkan dengan lebih lancar, membuat Endgame secara teknis lebih baik dari pendahulunya. Ia terasa lebih dekat bukan saja karena kita telah mengenal baik semua pahlawan yang tampil, tapi karena dilandasi tema keluarga.
Sebagian pahlawan tak punya keluarga. Sebagian lagi punya keluarga sedarah. Yang tak punya keluarga sedarah menganggap tim Avengers keluarga terdekat sekaligus terbaik. Tak peduli bagaimana format keluarga ini, mereka tetap saja layak diperjuangkan.
Bukan akting memikat yang disajikan Endgame. Melainkan momen kelegaan, perpisahan, dan pemaknaan yang lebih tinggi tentang bagaimana menjadi pahlawan serta keluarga. Selama 3 jam dan 1 menit, setidaknya saya menangis tiga kali. Tangisan pertama terasa menyesakkan.
Adegan Favorit: Dua pahlawan, sebut saja si A dan si B, berdiri di tebing jurang, di sebuah planet. "Kutebak kita memikirkan orang yang berbeda," kata A. Keduanya kemudian adu cepat untuk terjun. A menendang B. "Sampaikan pada keluargaku bahwa aku mencintai mereka," ujar A. "Kamu sampaikan saja sendiri," B membalas seraya melempar seberkas sinar.
Sejurus kemudian, A berhasil membuat B terpelanting di dekat tebing. Ia pun terjun. Tak disangka, A menahan B. "Tidak, jangan lakukan ini," ucap A. Namun B menyahut, "Lepaskan aku..." Saya pun berlinang air mata.
Pemain: Robert Downey Jr, Brie Larson, Chris Hemsworth, Chris Evan, Scarlett Johansson, Jeremy Renner, Bradley Cooper, Paul Rudd, Josh Brolin, Karen Gillan, Mark Ruffalo
Produser: Kevin Feige
Sutradara: Anthony Russo, Joe Russo
Penulis: Christopher Markus, Stephen McFeely
Produksi: Marvel Studios, Walt Disney Pictures
Durasi: 3 jam, 1 menit
-
Film Tv Musik
5 Fakta Menarik Seputar Wakanda Forever, Tayang 9 November di Bioskop
Vallesca SouisaSelasa, 8 November 2022 -
Film Tv Musik
Nariti: Romansa Danau Toba Sepi Peminat, Bintang Utamanya Bahkan Diketahui Tidak Promo di Media Sosial
Indra KurniawanSelasa, 8 November 2022 -
-
Film Tv Musik
Film Nariti, Adegan Rumah Adat Batak Toba Menuai Pro dan Kontra
RedaksiMinggu, 6 November 2022 -
Film Tv Musik
Sah! Qodrat Jadi Film Indonesia ke-12 di 2022 dengan 1 Juta Penonton
Indra KurniawanMinggu, 6 November 2022 -
Film Tv Musik
Perolehan Penonton 8 Film Indonesia yang Masih Tayang di Bioskop Hingga Awal November
Indra KurniawanJumat, 4 November 2022 -
Film Tv Musik
Lewati Film Perdana Naysilla Mirdad, Qodrat Menuju 1 Juta Penonton Akhir Pekan Ini
Indra KurniawanJumat, 4 November 2022 -
Hollywood
Kendall Jenner Banjir Hujatan karena Memakai Cosplay Jessie Toy Story
RedaksiKamis, 3 November 2022 -
Film Tv Musik
4 Rekomendasi Drama Korea Rilis di Bulan November!
Vallesca SouisaRabu, 2 November 2022