RESENSI FILM Ready or Not, Permainan di Malam Pengantin

Panditio Rayendra | 23 Agustus 2019 | 13:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Sebuah film horor menegangkan segera hadir di bioskop Indonesia, berjudul Ready or Not. Tak sekadar menampilkan suasana seram, Ready or Not mengusung konsep cerita yang unik antara percintaan, drama keluarga, dan suspense.

Ready or Not menampilkan kegundahan Grace (Samara Weaving) di hari pernikahannya. Grace merasa gugup dan bingung harus berhadapan dengan keluarga besar sang suami, Alex Le Domas (Mark O’Brien). Grace menganggap beberapa anggota keluarga Le Domas memasang sikap tidak bersahabat dengannya.

Setelah pesta pernikahan berakhir, Grace dikejutkan dengan tradisi keluarga Le Domas. Tony (Henry Czerny), ayah Alex, menceritakan bahwa setiap ada anggota keluarga baru, harus mengikuti sebuah permainan. Ini sesuai latar keluarga Le Domas yang menjadi kaya karena memiliki perusahaan yang membuat sejumlah permainan. Tradisi permainan ini juga dilakukan saat kakak Alex, Daniel (Adam Brody) menikahi Charity (Elyse Levesque), dan adik Alex, Emilie (Melanie Scrofano) menikahi Fitch (Kristian Bruun).

Jenis permainan yang akan dimainkan sesuai dengan hasil undian. Rupanya Grace kebagian permainan petak umpet. Tapi ini bukan permainan petak umpet biasa. Keluarga Le Domas sungguh-sungguh berniat mencari Grace, untuk menghabisinya. Apakah Grace mampu bertahan menghadapi kepungan keluarga Le Domas?

Ready or Not memadukan cerita drama dengan suspense dengan tepat. Di awal film, Ready or Not menampilkan isu yang lumrah dialami wanita jelang pernikahannya. Bagi beberapa wanita, tidak mudah menyesuaikan diri dengan keluarga suami. Apalagi, Grace tidak memiliki keluarga sementara Alex berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Samara Weaving cukup baik dalam menunjukkan gestur salah tingkah dan nervous.

Suasana mencekam mulai terasa ketika perburuan dimulai. Sutradara Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett menampilkan adegan berdarah-darah dan tegang dengan tegas. Mungkin membuat jijik, namun Anda juga tak bisa lama-lama memejamkan mata karena penasaran pada nasib karakternya. Dialog-dialog yang ditampilkan penulis cerita Guy Busick, R. Christopher Murphy terbilang tajam, namun juga mengundang tawa. Yang paling menarik adalah penjelasan mengapa keluarga Le Domas memiliki tradisi ini, dan pemilihan akhir yang tidak terduga.

(ray / ray)

Penulis : Panditio Rayendra
Editor : Panditio Rayendra