Orang-Orang yang Menggunakan Media Sosial sebagai Wadah untuk Menolong Sesama

Binsar Hutapea | 11 Maret 2017 | 12:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Media sosial dan web bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang positif. Di sini, sejumlah orang menggunakan fitur tersebut untuk menyebarkan kebaikan dan juga kepedulian terhadap sesama.

Berikut adalah beberapa orang yang menggunakan sosial media dan web sebagai wadah untuk menolong sesama.

M. Alfatih Timur (Kitabisa.com, Instagram: @kitabisa.com, Twitter: @kitabisa.com, Facebook: kitabisa.com)

Alfatih (25) adalah pendiri web penggalangan dana secara daring (crowdfunding) Kitabisa.com. Web ini menghimpun dana untuk berbagai keperluan sosial seperti membantu biaya pengobatan, beasiswa, pendidikan, membangun rumah ibadah, dan lain sebagainya.

Ketika masih duduk di bangku kuliah, Timmy – sapaan akrab Alfatih – gemar menggalang dana untuk keperluan sosial di kampusnya. Dana itu dikumpulkan menggunakan kotak amal. Saat yang sama, web crowdfunding tengah marak di luar negeri.

Maka pada 2013, ia mendirikan situs Kitabisa.com. Agar dikenal khalayak dan juga mengampanyekan program penggalangan dana, Kitabisa.com juga membuat akun medsos. “Tahun 2016 lalu, Kitabisa.com mengumpulkan donasi sebesar 61 miliar rupiah,” terang Timmy. 

Mesty Ariotedjo (WeCare.id, Instagram: mestyariotedjo)                          

Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo (27), dipanggil Mesty, dikenal sebagai model dan juga pemain musik. Ia menguasai harpa, flute, dan piano. Selain di dunia hiburan, Mesty juga aktif di dunia medis.    

Pada 2012-2013, Mesty menjadi dokter magang di Ruteng, Flores, NTT. Kondisi fasilitas kesehatan di sana, terang Mesty, memprihatinkan.

“Saat itu, hampir semua penduduk di wilayah itu memiliki kartu jaminan kesehatan masyarakat. Namun fasilitas kesehatan di daerah tidak optimal sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit besar untuk penatalaksanaan. Tentunya pengiriman pasien membutuhkan biaya yang besar sehingga banyak keluarga pasien yang mengurungkan niat. Pasien akhirnya diam di tempat, dan kebanyakan meninggal,” katanya seperti dikutip Tempo.co.         

Fakta itu menggerakkan nuraninya. Ia meluncurkan situs crowdfunding WeCare.id 15 Oktober 2016 lalu, untuk mengumpulkan dana bagi pasien-pasien di daerah terpencil yang memerlukan bantuan pelayanan kesehatan.

WeCare.id telah mengumpulkan dana sejumlah 1,394 miliar rupiah yang berasal dari 3.340 donatur. Dana itu disalurkan untuk 166 pasien. Mesty sendiri kerap mempromosikan situs crowdfunding-nya lewat akun Instagramnya.

Funnywati Sucipto (Instagram: pempek_funny)

Februari 2015, mata sebelah kanan Funnywati Sucipto (44) mengalami perdarahan. Ia didiagnosis menderita retinal detachment (retina terlepas) yang berpotensi menyebabkan kebutaan. Penyakit itu imbas darah tinggi yang dideritanya.

Puncaknya, pada Juni 2015, perdarahan hebat membuatnya tidak bisa ke mana-mana. Saat itulah ia bernazar untuk membantu orang yang mempunyai masalah dengan mata.

“Caranya dengan menjual pempek. Sebagian keuntungan disisihkan untuk kaum duafa juga orang yang menderita penyakit mata,” tuturnya.

Funny memasarkan pempeknya lewat akun Instagram. Bisnisnya berjalan, pengikut dan konsumen pempeknya bertambah. Seiring penjualan yang meningkat, Funny mulai memenuhi nazarnya. Sebagian pendapatan disalurkannya kepada yang orang-orang yang membutuhkan – foto mereka ditampilkannya terlebih dulu di akun Instagramnya. 

Yang ditolong Funny bukan hanya penderita penyakit mata, tetapi juga penderita penyakit medis lainnya. Bahkan, terkadang akun @pempek_funny juga dijadikan media untuk penggalangan dana pengobatan mereka yang tak mampu. 

Budi Utomo (Instagram: @cakbudi_)

Budi Utomo dan istrinya, Lina Yusi Anggrawati, punya kebiasaan berkeliling Kota Malang, Jawa Timur, untuk memberikan bantuan berupa sembako atau donasi uang kepada yang membutuhkan, terutama lansia dan duafa.

Foto dan video kegiatannya itu kemudian diunggahnya ke akun Instagramnya sekitar 9 bulan lalu. Ternyata, direspons hangat netizen.

“Saya pilih Instagram karena sedang booming. Apa yang kami lakukan ternyata menginspirasi banyak orang,” ujar Budi, yang berprofesi usahawan.       

Budi mengintensifkan kegiatan positifnya. Ia mulai merambah wilayah lain.

“Bahkan sampai ke luar Jawa. Saya pernah memberikan bantuan ke Palu, Riau, dan Makassar. Rencananya nanti juga ke Balikpapan, Lampung, dan Medan. Pokoknya, selama masih ada banyak orang yang membutuhkan, saya siap memberikan bantuan,” ujar Budi, yang memiliki 181 ribu pengikut di Instagram.

Bantuan yang diberikan berasal dari kantongnya sendiri. Belakangan tidak jarang ada yang menitipkan donasi kepadanya.

“Saya enggak menggalang dana (terlebih dulu), lalu diberikan kepada yang membutuhkan. Saya biasanya langsung memberikan bantuan kepada yang membutuhkan,” beri tahunya. 

 

(bin/gur)

 

Penulis : Binsar Hutapea
Editor : Binsar Hutapea