Jangan Sedih Kalau Mendapati Anak Berani Berkata Tidak, Ini Alasannya Mom!

Wida Kriswanti | 26 Maret 2021 | 15:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Orang-orang dewasa tahu pasti betapa tidak menyenangkan rasanya saat terpaksa berkata 'iya', sementara hati menginginkan sebaliknya, yaitu 'tidak'. Namun mengapa seringnya, ketika anak sendiri mudah dan begitu berani berkata tidak, orang tua malah sedih. Merasa cemas jika anaknya kelak tumbuh sebagai pembangkang.

Dilansir dari CNBC, seperti diungkap pakar psikoterapis, keberanian anak dalam berkata tidak semestinya malah harus disyukuri. Karena ini merupakan salah satu tanda anak bermental kuat. Anak ini jelas akan bisa melindungi dirinya sendiri dari kemungkinan melakukan hal-hal yang tidak diinginkannya. Duh, siapa tidak bahagia jika anaknya termasuk yang memiliki kualitas seperti ini?

Jika anak Anda termasuk yang susah berkata tidak, selalu manut saja, bahkan disertai rasa takut dan canggung saat melakukannya, maka pelatihan keberanian berkata tidak harus disegerakan.

Orang tua bisa memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajarkan anak cara berkata tidak pada beragam situasi. Misal, ketika Anda mendapati anak sedang kebingungan untuk berkata ya atau tidak, maka masuklah Anda dalam situasi ini dengan bertanya kepada anak, "Apa kamu mau memberikan mainan itu kepada saudaramu?"

Ketika anak menggeleng, beritahukan agar dia berkata 'tidak' kepada saudaranya. Tapi jika tidak keberatan, maka katakan 'ya' dan berikan mainannya. Dorong anak untuk melakukan satu dari dua pilihan tersebut, dan pastikan pilihan yang diambil bukan sesuatu yang membuatnya merasa sedih belakangan.

Atau ketika ada temannya datang dan mengajak main di luar. Bantu anak mengidentifikasi kondisi fisiknya dulu, apakah sedang bersemangat atau justru sedang merasa kurang enak badan. Jika merasa tidak kuat atau tidak mood untuk main di luar, bantu anak untuk berani menyampaikan penolakannya kepada temannya.

Satu hal perlu diingat, orang tua juga harus sekalian mengajarkan kalimat sopan seperti apa yang harus diucapkan saat ingin berkata ya atau tidak. Berikut ini contoh-contoh kalimat yang bisa dibiasakan kepada anak.

- "Tidak, saya tidak bisa melakukannya." (Ya, tidak ada kewajiban menjelaskan alasan saat berkata tidak).
- "Terima kasih banyak sudah mengajak saya, tapi saya sudah punya rencana lain."
- "Saya pikirkan dulu, nanti saya kabari lagi ya." (Berguna jika membutuhkan sedikit waktu untuk mempertimbangkan keputusan).
- "Sepertinya saya sedang tidak mood melakukannya hari ini. Tapi terima kasih sudah bertanya."

Penulis : Wida Kriswanti
Editor : Wida Kriswanti