Perubahan Hormon Bisa Dihalau dengan Berolahraga Teratur, Mitos atau Fakta?

Wayan Diananto | 28 Maret 2019 | 01:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Salah satu fase yang dihadapi perempuan adalah perubahan hormon. Perubahan hormon terjadi antara lain saat perempuan menghadapi menstruasi, pramenoupase, dan hamil. Perubahan hormon mengundang sejumlah konsekuensi yakni suasana hati yang tidak menentu, malas beraktivitas, dan menjadikan makanan sebagai tempat pelarian. Alih-alih membuat kondisi membaik, malas beraktivitas dan banyak makan malah memicu masalah kesehatan yang lebih serius. Obesitas, misalnya.

Vice President Worldwide Sports Performance and Fitness Herbalife Nutrition, Samantha Clayton, mengimbau perempuan tidak menjadikan perubahan hormon sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Berdasarkan pengalaman pribadinya, olahraga memudahkan perempuan melewati fase perubahan hormon. Saat olahraga, otak melepaskan zat endorfin yang mengurangi rasa sakit dan membuat suasana hati menjadi lebih baik.

"Dengan melakukan olahraga, Anda mengeluarkan lebih banyak keringat. Sirkulasi darah juga meningkat. Ini membuat kulit Anda bersinar, tampak lebih muda dan segar. Olahraga memang tidak secara langsung menghentikan proses penuaan. Namun olahraga secara teratur membangun massa otot dan mengurangi lemak sehingga menghambat proses penuaan alami," terang Samantha kepada tabloidbintang.com di Jakarta belum lama ini.

Ia menambahkan, "Olahraga rutin membantu meningkatkan suasana hati saat menjalani proses perubahan hormon, mengurangi pengeluaran air kencing serta meningkatkan energi. Ada 4 hal yang perlu dilakukan saat berolahraga. Pertama, konsistensi. Kedua, saat sedang malas, jalan kaki saja. Mengingat jalan kaki kegiatan kardiovaskular yang bagus untuk semua orang. Ketiga, ajak teman untuk menambah semangat. Terakhir, makan makanan sehat."

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto