Penderita Diabetes yang Boleh dan Tidak Boleh Berpuasa

Wayan Diananto | 6 Mei 2019 | 05:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Vonis diabetes dari dokter kerap membuat penderita penyakit gula menyatakan pikir-pikir untuk menjalankan ibadah puasa.

Kekhawatiran gula darah anjlok, imbasnya pada organ ginjal maupun tekanan darah menjadi alasan utama. Lumrah, mengingat diabetes salah satu penyakit berat, selain jantung dan kanker. Anda yang hidup bersama diabetes sebenarnya tidak perlu ragu berpuasa.

3 Golongan Penderita Diabetes

Dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD., PhD (40) mengatakan, 70-80 persen penderita diabetes bisa menjalankan ibadah puasa. Yang penting diketahui, ketika berpuasa terjadi perubahan metabolisme terkait jumlah makanan dan cairan yang masuk ke tubuh. Perubahan ini jelas berimplikasi pada sistem metabolisme semua orang, khususnya penderita diabetes.

Orang diabetes wajib memperhatikan jumlah makanan dan cairan yang masuk. Apalagi jika mereka mengalami diabetes plus komplikasi penyakit kelas berat seperti hipertensi. Dante membagi penderita diabetes bagi yang berpuasa menjadi tiga kategori:

1. Penderita diabetes yang boleh berpuasa

Mereka adalah penderita diabetes awal yang tidak memiliki riwayat komplikasi seperti jantung, strok, penyakit pembuluh darah, dan tidak memakai obat-obatan jenis sulfonilurea (kelompok obat antidiabetik oral yang dapat menurunkan kadar gula darah-red) serta insulin.

2. Penderita diabetes yang boleh berpuasa dengan penyesuaian jenis obat

Yakni mereka yang menggunakan obat jenis sulfonilurea dan insulin berdosis rendah. "Tanpa keduanya, kadar gula penderita diabetes bisa anjlok lalu mengalami hipoglikemia. Gula darah anjlok hingga di bawah normal, akibatnya mereka pingsan lalu dilarikan ke rumah sakit. Maka dokter harus mengatur waktu pemberian obat bagi mereka," ulas Dante yang juga menjadi staf pengajar divisi Metabolik-Endokrin FKUI/RSCM Jakarta. 

Ia mengatakan, mereka boleh berpuasa asalkan obat tak dipakai pada saat sahur melainkan pada saat berbuka. Dosisnya harus dikurangi. "Kalau pakai dosis yang biasa (seperti halnya ketika mereka makan siang – sementara obat bekerja 24 jam), maka tanpa makan siang dengan dosis tetap membuat kandungan gula dalam darah anjlok,"

Penulis : Wayan Diananto
Editor : Wayan Diananto