Tidur dalam Kondisi Terang Meningkatkan Risiko Diabetes?

TEMPO | 13 Mei 2019 | 22:15 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kondisi ruangan yang gelap bisa mengirim sinyal ke tubuh Anda bahwa telah waktunya istirahat. Di malam hari dalam kegelapan, suhu tubuh menurun, metabolisme melambat, dan hormon melatonin naik drastis. Hormon ini hormon membantu mengendalikan jam internal Anda.


Sebaliknya, saat ada cahaya, pikiran dan tubuh Anda tetap waspada meskipun sebenarnya Anda ngantuk berat. Kondisi ini mengganggu ritme sirkadian tubuh selama 24 jam.

Risiko tidur dalam terang diungkapkan dalam beberapa penelitian. Salah satunya adalah studi yang dilakukan North Western University yang dipublikasikan di jurnal Sleep pada 2018 lalu. Studi itu menunjukkan bahwa tidur dengan paparan cahaya terang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. 

Para peneliti melibatkan 20 orang dewasa untuk memastikan hal ini. Di malam pertama, mereka diminta para relawan tidur di ruangan gelap gulita. Sedangkan di malam kedua mereka tidur di dalam ruangan terang.

Ketika tidur di dalam ruangan terang, para peneliti menemukan tanda-tanda vital, aktivitas gelombang otak, gerakan kaki, dan mata dari semua sukarelawan saat mereka tidur. Artinya, saat terang, tubuh Anda tidak benar-bernar beristirahat.

Mereka bahkan mengambil sampel darah setiap jam untuk mengukur kandungan melatonin. Hormon ini hormon membantu mengendalikan jam internal Anda.

Di pagi harinya, para peneliti melakukan tes toleransi glukosa pada semua relawan. Hasilnya Ditemukan bahwa tidur di bawah cahaya terang dapat meningkatkan resistensi insulin pada seseorang. Inilah yang meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan obesitas.


Cahaya terang juga membuat Anda kurang tidur. Para ahli menghubungkan antara kurang tidur dengan keseimbangan hormon yang dapat berpengaruh pada asupan makanan dan berat badan. Kebanyakan orang yang kurang tidur akan makan lebih banyak. Ini akan meningkatkan level gula darah dan berisiko obesitas.
 

TEMPO.CO

Penulis : TEMPO
Editor : TEMPO