Mengenal Lebih Detil Diabetes: Penyebab, Gejala, Tipe, Diagnosa, dan Pencegahan

Hari Murtono | 30 Juli 2019 | 11:45 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Silent killer! Begitulah julukan untuk penyakit yang satu ini. Diabetes melitus datangnya tidak bisa diprediksi, namun tidak pula secara tiba-tiba.

Diabetes penyakit yang disebabkan menurunnya hormon insulin yang diproduksi kelenjar pankreas. Penurunan hormon ini mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna. Sehingga kadar gula dalam tubuh meningkat. Alhasil tubuh pun sakit dan limbung.

Penderita diabetes tidak hanya dianjurkan untuk mengendalikan pola makan, tapi juga olahraga. Untuk menurunkan kadar gula, penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan olah tubuh secara rutin. Yang paling efektif, olahraga yang memadukan unsur aerobik  dan latihan beban.

"Melakukan keduanya hampir seperti makan dua obat sekaligus," jelas Dokter Tim Church, peneliti dari Pennington Biomedical Center. Efek baik olahraga itu bisa dirasakan setelah melakukannya secara rutin. Tiga kali seminggu adalah waktu yang sangat efektif.

Organisasi kesehatan dunia WHO mencatat, angka diabetes di Indonesia terbanyak setelah India, China, Rusia, Jepang, dan Brasil. Ini membuktikan sebagian besar penduduk kita masih belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang diabetes.

Penyebab dan Tipe Diabetes

Diabetes disebabkan kurangnya produksi insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Kekurangan insulin disebabkan terjadinya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin.

Dalam ilmu kesehatan diabetes dikenal memiliki 2 jenis: tipe 1 dan 2. Penderita diabetes melitus tipe 1, biasanya mengalami kerusakan sel-sel penghasil insulin, sehingga terjadi kekurangan insulin absolut.

Diabetes melitus tipe 1 90 persen disebabkan faktor genetik atau turunan. Jumlahnya diperkirakan 4-5 persen dari semua jumlah penderita dan dapat menyerang anak-anak dan remaja (di bawah 30 tahun).

Tipe 2 menyerang kalangan usia yang lebih dewasa. Penyebab tipe ini karena kebiasaan makan yang buruk, kelebihan berat badan, dan kurang olahraga. Setiap kenaikan 20 persen berat badan, kecenderungan penderita diabetes tipe ini meningkat dua kali lipat.

Gejala

Pada beberapa orang, tanda pertama diabetes melitus adalah ketoasidosis, penumpukan zat kimia yang disebut keton dalam darah. Zat ini dihasilkan saat jaringan tubuh tidak mampu mengambil glukosa dari darah akibat produksi insulin yang tidak mencukupi dan harus menggunakan lemak sebagai energi.

Gejala umum ketoasidosis adalah: mual dan muntah-muntah, terkadang disertai nyeri perut, bau aseton dalam napas (seperti bau cairan peluntur cat kuku), dan linglung. Gejala lain diabetes melitus adalah buang air air kecil berlebihan, mulut kering, dan sering merasa haus berlebihan, gangguan tidur yang disebabkan terlalu sering buang air kecil, berat badan menurun drastis, lemas dan kurang energi, penglihatan kabur.

Diagnosis dan Komplikasi

Bagaimana mengdiagnosis diabetes? Diagnosis dapat dilakukan dengan tes darah untuk memeriksa kadar glukosa yang tinggi. Jika kadar tepat di ambang batas, Anda mungkin menjalani tes gula darah lain setelah berpuasa semalamam. 

Akan terlihat bentuk pigmen dalam sel darah merah yang berubah, yang meningkat kadarnya saat kadar glukosa darah tinggi selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Kontrol ketat kadar gula darah dapat mengurangi risiko timbulnya masalah kesehatan dan pengenalan sejak dini membantu mengontrol komplikasi. Karena alasan ini, semua penderita harus menemui dokter setidaknya empat kali setahun.

Diabetes melitus tipe 2 sering tidak terdiagnosis sampai bertahun-tahun kemunculannya. Adapun komplikasi jangka panjang yang bisa dialami penderita diabetes adalah beberapa penyakit degeneratif seperti:

- Serangan jantung. Penderita diabetes berisiko tinggi mengalami kerusakan akibat aterosklerosis, penyebab utama penyakit arteri koroner dan stroke.

- Kadar kolesterol yang meningkat dalam darah, mempercepat perkembangan aterosklerosis.

- Diabetes berkolerasi langsung dengan tekanan darah tinggi, yang umumnya menyebabkan penyakit kardiovaskuler.

- Diabetes mempertinggi risiko terkena katarak dan kerusakan saraf.

Asupan Nutrisi Untuk Penderita Diabetes:

- Pilihlah  buah-buahan daripada jus, karena umumnya jus mengandung pemanis tambahan seperti gula, madu, atau susu. Sedang buah selain mengandung  gula alami juga mengandung serat yang tinggi.

- Makan banyak buah-buahan jenis sitrus seperti jeruk, lemon, anggur, dan zaitun.

- Apel layak dipilih karena menganung pectin yang  tinggi, yang berguna untuk pasien diabetes. Pektin membuang racun dari darah dan menurunkan kadar glukosa hingga 35 persen.

- Anggur. Buah yang satu ini dianggap mampu memerangi gula darah dan menurunkannya secara efektif jika dikonsumsi selama tiga hari berturut-turut. Namun para ahli yakin  mengonsumsi buah anggur secara berkala,  3 porsi sehari, membuat kandungan gula darah lebih stabil.

- Gooseberry kaya akan vitamin C, yang sangat berguna untuk meningkatkan energi para penderita diabetes. Selain itu mampu membantu menurunkan kadar gula darah.

- Pilih sereal, sayuran, biji-bijian,  dan buah segar. Boleh makan daging sekali atau dua kali seminggu namun hindari jeroan.

- Pilihlah daging unggas, ikan, dan bebek.

- Semua keju bisa dipilih kecuali cottage cheese.   

Hindari:

- Gula dan madu karena akan meingkatkan kadar gula secara cepat.

- Jika Anda pengemar cokelat beralihlah ke cokelat hitam yang mengandung 70% cocoa.

- Hindari makanan atau bumbu-bumbu yang mengandung fruktosa, laktosa, dan dekstrosa. Hindari kue, biskuit, pai, nasi, roti, pasta.

- Hindari sayuran yang mengandung banyak karbohidrat seperti kentang, wortel, bit.

- Hindari semangka, mangga, nangka, stroberi dalam jumlah banyak karena mengandung gula yang tinggi.

- Hindari, yoghurt berlemak tinggi, minuman berkarbonasi, kopi, dan teh yang dicampur pemanis.

- Hindari makanan kemasan atau diawetkan.

 

dari Berbagai Sumber

(hari / gur)

Penulis : Hari Murtono
Editor : Hari Murtono