Perbedaan Gejala Kulit Dehidrasi dan Kulit Kering Serta Cara Mengatasinya

Agestia Jatilarasati | 15 Agustus 2019 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Kulit kering seringkali disamakan dengan kulit dehidrasi karena secara garis besar mempunyai gejala hampir sama, yakni kulit terasa kering dan tidak elastis. Padahal kulit kering berbeda dengan kulit dehidrasi. Penanganannya pun bisa berbeda. Apa itu kulit dehidrasi dan bagaimana mengatasinya?

Dermatolog dari Skin 3 Clinic Jakarta, dr. Astri Adelia,SpDV mengungkapkan kulit dehidrasi adalah keadaan kulit yang kandungan airnya kurang optimal sehingga memengaruhi tekstur kulit. Biasanya terjadi karena faktor eksternal, salah satunya suhu panas atau perubahan cuaca. “Cuaca yang panas menyebabkan terjadinya evaporasi atau penguapan cairan di tubuh termasuk Natural Moisturizing Factor (NMF), sehingga membuat cairan dalam kulit berkurang.”

Kondisi ini berbeda dengan kulit kering, yang terjadi karena kurangnya produksi minyak atau sebum. Selain perubahan cuaca, faktor eksternal lain yang menyebabkan kulit dehidrasi antara lain pemakaian produk perawatan kecantikan yang kurang tepat dan tidak memenuhi kebutuhan kulit, hingga pola diet yang salah.

Selain terasa kering dan tidak elastis, sebenarnya kulit dehidrasi memiliki gejala spesifik yang membedakannya dari kulit kering. Dermatolog dari Ultimo Clinic Alam Sutera, dr. Refla Syarif, Sp.KK menegaskan bahwa kulit yang kekurangan asupan cairan akan berwarna kusam. “Selain itu cobalah mencubit kulit Anda. Bila sehabis dicubit terlihat garis-garis halus atau kerutan, tandanya kulit mengalami dehidrasi,” bilang Refla. Sementara kulit kering ditandai dengan kondisi kulit pecah-pecah bahkan terkadang sampai mengelupas.

Yang patut diwaspadai serta diketahui adalah dehidrasi kulit bisa terjadi pada jenis kulit apapun, baik itu pada jenis kulit kering, berminyak, maupun normal. Apalagi bila Anda tidak memberikan perawatan yang tepat baik dari dalam maupun luar.

“Kalau kita kurang minum misalnya, maka kandungan air dalam kulit otomatis akan berkurang, termasuk pada kulit berminyak. Kemudian, ketika kulit memproduksi minyak berlebihan, bisa jadi itu pertanda Anda terkena dehidrasi juga. Kenapa? Karena jika kekurangan cairan, kulit otomatis mengirim sinyal ke kelenjar minyak untuk memproduksi lebih banyak minyak sebagai mekanisme pertahanan. Oleh karenanya penggunaan pelembap atau moisturizer harus dilakukan tidak hanya untuk si kulit kering melainkan juga bagi pemilik kulit berminyak, dan normal,” terang dr. Adelia ketika ditemui di acara peluncuran ECLA C-Lite di Jakarta pada minggu lalu.

Maka dari itu, dr. Refla menyebut bahwa perawatan untuk kulit kering dan kulit dehidrasi tidaklah sama. Umumnya untuk kulit kering disarankan menggunakan produk perawatan kecantikan berbahan dasar minyak atau emolien serta menghindari produk yang mengandung alkohol. “Sementara untuk kulit dehidrasi, saya sarankan menggunakan produk perawatan kecantikan berbahan dasar air serta pelembap yang mengandung asam hialuronat,” sarannya.

dr. Adelia menambahkan, selain memilih dan menggunakan produk perawatan kecantikan yang tepat, kulit dehidrasi juga membutuhkan perawatan dari dalam. “Ubahlah gaya hidup Anda menjadi lebih sehat. Salah satu cara yang mudah adalah mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan cara rajin mengonsumsi air putih. Selanjutnya, pastikan Anda mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air, vitamin, dan mineral. Ini sangat membantu mengatasi dehidrasi,” sarannya.

Para dokter ini juga menyarankan agar Anda mengurangi konsumsi minuman dengan kandungan kafein tinggi seperti kopi dan soda. Jenis minuman ini meningkatkan volume urine sehingga intensitas buang air kecil meningkat. Walhasil, kadar air dalam tubuh pun berkurang.

(ages)

 

Penulis : Agestia Jatilarasati
Editor : Agestia Jatilarasati