Tanda-Tandanya si Kecil Kecanduan Smartphone dan Cara Menanggulanginya

Vallesca Souisa | 2 Maret 2020 | 21:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ponsel pintar atau smartphone sekarang ini sudah jadi bagian dari hidup kita. Bangun tidur, hal pertama yang dilakukan menggapai ponsel. Pun sebelum menutup mata, hal terakhir yang kita tengok adalah ponsel. Begitu melekatnya smartphone dengan keseharian kita, sampai anak merengek pun, kadang kita atasi dengan smartphone. Sadar enggak sadar, suka begitu enggak sih, Moms?

Survei di tahun 2016 membuktikan, pengguna ponsel di Indonesia  sebanyak 65,2 juta dan di tahun 2019 meningkat menjadi 92 juta. Infografis tahun 2017, menyatakan 75,50% pengguna ponsel adalah anak di bawah usia 13 tahun. Bahkan kenyataan di lapangan memaparkan, banyak orang tua  mengenalkan gadget pada buah hatinya sejak MPASI.  Sejak usia 6 bulan anak sudah diberi pegangan gadget. Di sini smartphone digunakan sebagai “distraction”. Alasan paling simpel misalnya, biar si kecil mau makan dengan tenang.

Di sisi lain, ketika melihat anak mulai tak bisa lepas dari gadget, orangtua kembali dilanda kekhawatiran. Sadar enggak sadar, ketergantungan pada gadget bisa memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak, baik itu perkembangan sensorik maupun motorik-nya. Belum lagi, pengaruh buruk konten negatif bagi perkembangan psikis. Kali ini, Tabloidbintang.com berbincang dengan pakarnya tumbuh kembang anak, dari klinik khusus Tumbuh Kembang Anak, Viji Clinic, Dian Rose, S.Psi.,A.Md.T.W. Apa saja sih tanda-tandanya kalau buah hati kita sudah mengalami ketergantungan pada gadget dan gimana cara mengatasinya?

Ciri-Ciri Kecanduan Gadget

“Satu yang pasti, durasi penggunaan gadget anak sudah berlebihan. Guidance-nya seperti ini, di bawah 2 tahun seharusnya tidak boleh menonton. Hanya boleh video call saja. Di atas 2 tahun, Cuma boleh menggunakan gadget 1 jam. Jika anak sudah melewati batas-batas guidance ini, misalnya, anak usia 2 tahun sudah menggunakan gadget sampai 6 jam sehari, itu namanya sudah addicted (ketergantungan),” ungkap Dian Rose.

Selain itu, pasti terjadi perubahan interaksi antara anak dengan lingkungan dan keluarganya. Karena semua teknologi digital, punya potensi mengisolasi pengguna. Anak hanya menatap layar ponsel, tidak terjadi lagi interaksi antara anak dan orangtua yang intens, akibatnya anak tidak belajar berkomunikasi dua arah. Hingga ekstremnya, anak jadi gelisah bila tak bersama gadget. “Ketika gadget diambil umumnya anak menangis, rewel. Kalau tak ada gadget, anak enggak bisa diam. Karena biasa terpapar gadget, giliran enggak terpapar jadi enggak bisa diam,” jelas Dian. Lantas, ketika anak sudah terlanjur kecanduan smartphone, apa yang bisa mommy lakukan untuk menghentikan kecanduan ini?

Agar Anak Terlepas dari Kecanduan Gadget

Supaya anak tidak terlalu bergantung dengan gadget, memang orangtua perlu mendampingi anak, mengetahui apa permainan-permainan atau alat main yang sesuai usianya.  Memang di tengah kesibukan, mau tak mau, kita para mommy tetap harus meluangkan waktu khusus untuk menciptakan permainan dan interaksi dengan buah hati. Itu, kalau mommy mau mengalahkan intervensi gadget dalam proses pertumbuhan si kecil.

“Terkadang orangtua memberikan sesuatu yang kelihatannya baik untuk anaknya, padahal tidak. Sehingga, tentu saja anak tidak tertarik dengan permainan yang diberikan, karena tidak sesuai usianya,” terang Dian. Cara lainnya, terkadang kita memang harus tegas dan tega. Mulai terapkan batasan dan disiplin waktu dalam penggunaan gadget, sesuai petunjuk berikut;

  • 18 bulan kebawah = enggak  boleh nonton di gadget, Cuma boleh Video Call.
  • 18 bulan – 24 bulan = Penggunaan kurang dari 1 jam dengan HD dan pengawasan Ortu.
  • 2 – 5 Tahun = 1 jam dengan HD dan pengawasan ortu.
  • 5 Tahun = mulai terapkan batasan jam dan ruang bebas ponsel. Misalnya, sehari hanya boleh 3 jam, dan saat makan malam, di ruang makan sama sekali tidak boleh ada ponsel.
Penulis : Vallesca Souisa
Editor : Vallesca Souisa