Sering Mengalami Nyeri Tulang Belakang? Bisa jadi Ini Penyebabnya!

aura.co.id | 2 Mei 2020 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Proses degeneratif pada tulang belakang merupakan kondisi medis yang ditandai hilangnya struktur normal atau menurunnya fungsi tulang belakang secara bertahap. 

Kondisi ini tidak bisa dihindari individu, namun jika terus dibiarkan seiring berjalannya waktu, masalah kesehatan terkait tulang belakang ini akan bertambah berat. 

Beberapa masalah degenerasi tulang belakang yang banyak terjadi di masyarakat diantaranya. osteoporosis, arthritis, dan kerusakan bantalan sendi tulang belakang. 

Spesialis bedah saraf  dr. Heri Aminuddin SpBS(K) mengatakan, penyebab utama penyakit degeneratif tulang belakang adalah usia, meski dapat disebabkan oleh faktor lain seperti tumor dan infeksi. 

”Seiring bertambahnya usia, tulang belakang juga mengalami penuaan. Contoh yang paling sering di temukan adalah bantalan sendi tulang belakang yang semakin kehilangan cairan, menjadikan fungsinya sebagai peredam kejut berkurang sehingga meningkatkan cidera tulang belakang," jelas dr. Heri Aminuddin.

Disamping itu, lanjutnya, ada juga faktor lain yang berperan pada terjadinya proses degenerasi tulang belakang. "Diantaranya trauma, kurangnya asupan nutrisi, faktor genetik, pekerjaan, merokok, serta faktor mekanik termasuk kebiasaan mengangkat benda berat, dan memutar tubuh secara berlebihan," ujarnya.

Umumnya degenerasi tulang belakang terjadi setelah usia diatas 40 tahun, trauma ringan atau aktivitas fisik yang tidak biasa dilakukan dapat menyebabkan nyeri punggung, nyeri otot hingga kejang otot. 

"Gejala yang sering muncul pada degenerasi tulang belakang selain nyeri adalah deformitas tulang belakang, keterbatasan gerak, kelemahan anggota tubuh, fungsi sensoris yang menurun, gangguan buang air besar dan kecil, serta disfungsi seksual,” papar dr. Heri.

Untuk melihat gejala klinis yang dialami pasien, dokter bedah saraf akan mendiagnosis degenerasi tulang belakang melalui pemeriksaan X-ray tulang belakang. Termasuk diantaranya Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk melihat kondisi bantalan sendi, saraf dan rongga tulang belakang. Pemeriksaan computed tomography (CT) scan juga dapat dilakukan jika terjadi inkonsistensi antara hasil MRI dengan gejala klinis yang ditunjukan pasien.

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id