10 Kiat Cerdas Mengatasi si Kecil yang Susah Minum Obat

aura.co.id | 4 Agustus 2020 | 02:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Saat si kecil sakit, biasanya orang tua terserang panik. Lebih panik lagi, saat memberikan obat untuk si kecil. Bagaimana agar mereka mau membuka mulut dan menelan obat yang rasanya pahit? Masalah ini terkadang menjadi pengalaman yang membuat frustrasi.

"Jika anak Anda sakit dan diberikan resep obat, hal terpenting adalah membuat mereka mau meminumnya di saat dan dengan dosis yang tepat," kata dr. Tanya Remer Altmann, MD, dokter spesialis anak di Westlake Village, California, sekaligus penulis buku Mommy Calls.

Bagaimana cara yang tepat memberikan obat untuk anak? Berikut 10 kiat cerdas memberikan obat untuk si kecil yang sulit minum obat.

1. Berikan dengan wajah yang ceria

Ketika Anda memegang obat dan memasang kuda-kuda seraya memegangi si kecil dengan wajah tegang, bagaimana mungkin anak tidak akan panik dan menangis bahkan sebelum Anda mencoba meminumkannya? "Bersikaplah positif tentang (obat) itu. Bicarakan soal meminum obat seperti membicarakan hal menyenangkan. Anak-anak bisa menerima sinyal dan bahasa tubuh negatif," jelas Tanya.

2. Samarkan rasanya
    
Mintalah resep obat dengan rasa buah-buahan agar tidak terlalu pahit. Obat-obatan dasar seperti obat penurun demam, obat batuk dan flu biasanya tersedia khusus untuk anak-anak. Untuk obat berbentuk puyer, Anda bisa gunakan sirup pencampur puyer untuk mengurangi rasa pahitnya. Namun ingat, tetaplah menggunakan obat-obatan atas resep dokter.

3. Minimalkan rasa pahit
    
Anak-anak cenderung memuntahkan obat-obatan pahit. Untuk menghindari hal ini, beberapa orang tua mengakalinya dengan menggunakan jarum suntik dan pipet bahkan ketika anak-anak mereka cukup umur untuk minum dari cangkir.

"Saya selalu menggunakan jarum suntik sehingga saya bisa menyemprotkan obat di sepanjang bagian dalam pipi anak saya dan mempertahankannya di lidah," kata Blossom Ruso, seorang ibu enam anak dari Santa Cruz, California. "Untuk melakukannya dengan benar, geser jarum suntik atau pipet sepanjang pipi, ke arah belakang mulut, dan remas dengan pelan," saran Christopher Tolcher, MD, asisten profesor klinis pediatri di Universitas California Selatan.

4. Berikan kebebasan
    
Jika anak Anda sudah cukup besar untuk memilih dan memutuskan sesuatu, biarkan ia memilih caranya meminum obat. Jangan paksakan kehendak dengan memaksanya membuka mulut dan menenggak obat. "Ketika anak 2,5 tahun saya harus meminum antibiotik, saya memberinya pilihan untuk meminumnya dengan cup atau pipet," kata Tanya. "Memberikan pilihan membuatnya merasa berdaya. Dia tidak akan melawan saya karena dia merasa itu pilihannya," lanjutnya. Anda juga bisa memberikan pilihan kapan waktu meminumnya atau rasa apa yang ia inginkan.

5. Memegang bayi dengan benar
    
Untuk meminumkan obat kepada bayi di bawah setahun, lakukan dengan cara yang tepat dan tidak menyakiti si kecil. Pertama-tama, rebahkan si kecil di atas alas tidur. Anda boleh meminta bantuan orang lain untuk memegangi tangan bila si kecil terlalu kuat bergerak. Gunakan salah satu tangan untuk menekan kedua pipi bayi agar mulutnya terbuka, lalu teteskan obat dengan pipet di bagian samping mulut, jangan langsung ke tenggorokan agar bayi tidak tersedak.

"Menekan pipi, meski bayi Anda tidak akan menyukainya, itu tidak akan menyakiti mereka. Cara ini akan membantu mempermudah memasukkan obat ke mulut," bilang Christina Vo, dokter ahli pediatri yang praktik di Berkeley dan Orinda, California.

6. Pastikan dosisnya tepat
    
Christina Vo mengatakan, kesalahan terbesar orang tua saat memberikan obat kepada anak, tidak memperhatikan dosisnya. Mereka menggunakan sendok teh dan sendok makan untuk meminumkan obat sesuka hati. "Pastikan Anda mengecek ulang dosis dan bagaimana cara pemakaian obatnya sebelum memberikan kepada anak Anda," tegasnya. Hati-hati, dosis beberapa obat ditentukan berdasarkan berat badan, bukan umur.

7. Perhatikan petunjuk penggunaan obat
    
Pastikan Anda menggunakan obat dengan cara yang benar. Jangan abaikan petunjuk penggunaan yang biasa tertera di kemasan obat. Ada beberapa aturan yang kerap luput dari perhatian, misalnya: apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan, perlukah menaruh obat di lemari es atau di suhu ruangan saja, berapa jarak interval minum obat, dan apa saja kontra-indikasi obat.

8. Katakan yang sejujurnya
    
Jangan berbohong dan mengatakan obat itu rasanya enak. Ketika anak sudah mulai mengerti alasan apa pun –biasanya mulai usia 3 tahun-- Anda bisa mulai menjelaskan bahwa meski rasanya tidak enak, obat sangat berguna untuk membuatnya merasa lebih sehat.

"Saya mengatakan kepada anak perempuan 6 tahun dan anak laki-laki 2 tahun saya, apa pun obat yang saya berikan kepada mereka akan membuat penyakit mereka pergi. Saya beruntung. Mereka mau meminumnya, begitu saja," kata Kristine Mancusi, ibu dua anak dari Wallington, New Jersey.

9. Bertanyalah
    
Cobalah menjadi pasien yang kritis. Jangan takut bertanya kepada dokter tentang obat yang diresepkannya. Anda berhak tahu apa saja obat yang diberikan dan jika Anda rasa ada yang tidak sesuai, jangan ragu mengatakannya. Cobalah bertanya tentang: obat itu untuk apa; apakah ada efek sampingnya; bisakah dicampur dengan susu atau makanan anak?

10. Bersihkan dan simpan peralatan dengan baik
    
Jangan ceroboh meletakkan obat dan peralatan meminum obat. Setelah digunakan, bersihkan semua peralatan seperti sendok dan pipet dengan air bersih. Gunakan sabun dan air hangat untuk membilasnya. Simpan obat-obatan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan bayi. 

 

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id