Ketahui Masa-masa Kritis dalam Kehidupan Cinta Anda

aura.co.id | 3 Oktober 2020 | 13:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - APAKAH sudah menjalin hubungan selama 3 bulan atau mendekati perayaan 5 tahun perkawinan, setiap pasangan mengalami apa yang disebut "black spot". Menurut pakar, black spot cenderung terjadi pada saat-saat tertentu. Misalkan saja seven-year itch yang klasik itu. Pengacara perceraian Raoul Felder di Hollywood yang banyak menangani klien-klien penting berkomentar, istilah tadi bukan hanya semata judul film yang diperani Marilyn Monroe. "Tujuh tahun - itulah rata-rata perceraian," katanya. "Rasa deg-degan sudah berlalu, kebosanan mulai dirasakan dan Anda masih cukup muda untuk memilih (pasangan baru)." Namun, bahkan jauh sebelum mencapai 7 tahun, ada  masa-masa kritis yang harus Anda hadapi berdua. 

Banyak pertanyaan yang sulit dijawab dengan pasti. Kendati Anda sudah bertunangan cukup lama, tanggal pernikahan tidak mudah diputuskan. Sebelum sampai pada tahap itu, ada baiknya Anda mengenali black spot atau masa-masa kritis yang dialami banyak pasangan. Siapa tahu dengan mengenalinya, Anda berdua bisa melaluinya dengan tenang dan berkepala dingin.

1.    Satu Bulan
Anda sudah melewati beberapa kali kencan. Mengasyikkan? Atau si dia tidak menjanjikan? Kalau Anda selalu menikmati kencan dengan si dia, mengapa tidak mengajaknya untuk berkenalan dengan keluarga dan teman-teman Anda? Harus ingat, inilah krisis pertama. Banyak hubungan potensial hancur gara-gara kritik dari lingkungan terdekat.
Setiap kritik negatif yang ditujukan pada si dia pasti membuat Anda uring-uringan. Psikolog Sheila Panchal punya saran meyakinkan. "Sahabat dan keluarga tentunya punya banyak pengharapanan mengenai pria seperti apa yang tepat bagi Anda," katanya. "Tapi mereka tidak tahu yang sebenarnya. Setiap keputusan mestinya berdasarkan 2 orang yang terlibat, Anda dan si dia." Nah, kalau teman-teman Anda meributkan si dia, biarkan saja. Jangan langsung menjauhi atau memusuhi mereka, apalagi kalau mereka belum berkesempatan mengenal si dia.

2.    Tiga Bulan
Inilah waktu pendeklarasian sepasang kekasih di depan publik. Sabtu malam tidak akan berlalu begitu saja tanpa salah satu menanyai apa yang dilakukan pasangannya. Waktu keluar bersama sahabat atau teman-teman pasti berkurang. Di satu sisi, ini  menimbulkan kecemasan. Anda jadi sangat tergantung pada si dia. Inikah yang lebih baik? Atau masih lebih baik saat melajang? "Semua hubungan melibatkan kompromi. Jika Anda telah melajang selama beberapa waktu, pasti butuh adaptasi lebih lama," tegas psikolog Gladeana McMahon.

Di sisi lain, Anda butuh sinyal dari si dia, bahwa apa yang dijalani bukan main-main. "Banyak wanita yang berpikir, mendiskusikan masa depan dengannya bukan ide baik. Jangan-jangan malah berakhir dengan perbedaan pendapat," jelas psikolog Petra Boynton. Jangan berpikir itu sama artinya dengan menyeret si dia memasuki toko Tiffany atau toko perhiasan lainnya. Tapi awali dari hal paling mendasar. Cobalah perhatikan tingkah laku dan sikapnya, apakah si dia memprioritaskan Anda sebagai bagian dari hidupnya atau tidak. Kalau masih belum, maka Anda perlu menggarisbawahi hubungan yang dijalani dengan kalimat fun for now. Tapi bukan berarti ini berlaku selamanya. Siapa tahu si dia berubah sikap setelah melihat Anda memang yang paling tepat untuknya.

3.    Enam Bulan
Sewaktu pertama bertemu si dia, Anda mengalami semburan hormon yang disebut phenylethylamine (PEA) yang memberikan perasaan "lain" seperti euforia yang kemudian dikenali sebagai "falling in love." Sekitar 6 bulan kemudian, gejala ini memudar. "Periode itu (cinta pertama) terasa fantastik, namun tidak nyata," cetus McMahon. "Fakta bahwa Anda tidak lagi dibutakan cinta berarti Anda bisa mengembangkan hubungan lebih dalam dengan obyektif." Ini akan membawa beberapa kejutan tidak menyenangkan. Banyak dari Anda yang terkejut setelah mampu melihat bahwa si dia ternyata tidak seperti yang diduga sebelumnya.
Panchal menjelaskan, "Di tahap awal hubungan, betapapun Anda seperti diprogram untuk menemukan kesamaan antara Anda dan si dia. Anda akan melewatkan perbedaan, dan kalaupun ada, pasti Anda melihatnya sebagai sesuatu yang menyenangkan. Memang Anda berdua tidak harus identik atau semirip mungkin agar bisa bahagia. Yang penting Anda menghargai perbedaan dan itu justru memperkaya hubungan Anda berdua."

Jika ketidakcocokan seringkali mengganggu hubungan Anda dengannya, Panchal memberikan saran sederhana. Tuliskan 3 hal  yang bisa berjalan baik di antara Anda berdua setiap hari. "Dengan begitu Anda selalu diingatkan betapa nyamannya kebersamaan Anda dengannya selama ini."

4.    Delapan Belas Bulan
Keluarga dan sahabat melihat Anda berdua sebagai pasangan yang solid. Rasanya apapun yang terjadi akan bisa dihadapi dengan kepala dingin. Tapi ingat, saat ini PEA benar-benar menghilang dari sistem Anda, meninggalkan perasaan yang tidak nyaman, seakan mengingatkan, hubungan Anda bisa gagal kapan pun.
"Jika Anda pergi setiap kali gairah itu hilang, Anda tak akan pernah memiliki hubungan jangka panjang," tutur Boynton mengingatkan. "Tak mungkin rasanya masih sama seperti ketika pertama kali terjadi. Gairah yang berdasarkan pengenalan satu sama lain akan lebih terasa menyenangkan." Dan Panchal mengingatkan, jangan pernah berpikir itu akhir dunia alias kiamat, seandainya Anda melihat lelaki lain yang jauh lebih tampan dan seksi. "Itu normal kok. Bukan hal yang realistik jika Anda pikir tak akan bisa memukau pria lain, terlepas apakah Anda berniat atau tidak untuk itu."

Sekitar waktu ini, Anda berdua mulai menata masa depan, bagaimana hidup bersama. Anda perlu membahas masalah ini secara serius, apakah Anda berdua punya rencana yang sama atau tidak. Boynton mengatakan, "Hubungan yang berhasil bukanlah hubungan yang tak pernah diusik pertengkaran atau perselisihan paham. Tapi memang ada beberapa perbedaan yang mesti ditangani serius, misalnya Anda menginginkan anak sementara si dia tak bersedia. Masalah itu tak akan bisa hilang, dan harus didiskusikan."

5.    Dua Tahun atau Lebih
Anda sudah menetapkan komitmen -- bertunangan atau melamarnya -- lalu mengapa rasanya masih tidak sempurna? Kadangkala rutinitas rumah tangga bisa membuat Anda bosan. "Banyak pasangan terjebak. Mereka punya bayangan hubungan yang sempurna  itu bagaikan berbulan madu setiap hari. Makanya ketika tidak lagi terasa demikian, mereka menyerah," beber Panchal. Kenyataannya, hubungan yang berhasil membutuhkan kerja keras dan komunikasi. "Bicaralah mengenai kebutuhan dan impian Anda tanpa menghakimi apalagi menyalahkan dan dengarkan juga apa keinginan si dia. Hubungan asmara jangka panjang yang berhasil lebih sering melibatkan persahabatan dan berbagi nilai-nilai kehidupan ketimbang gairah semata," lanjut Panchal.

Cara lain untuk menambah kelanggengan hubungan adalah dengan menerapkan tes rasio 5:1. Pakar hubungan asmara dan psikolog John Gottman meyakinkan, ia mampu memberitahu pasangan mana yang bertahan lama hanya dengan menanyakan berapa banyak momen positif dan negatif yang mereka ingat selama sebulan terakhir. Ia kemudian merujuk pada rasio momen positif (idealnya 5) berbanding negatif (idealnya 1). "Kalau tidak sampai 5:1, pikirkan apa yang bisa Anda perbuat untuk meningkatkan rasio tadi. Bersenang-senanglah berdua, bicara dari hati ke hati, ingat saat-saat pertama Anda bahagia dengannya dan cobalah menggabungkannya dalam kehidupan yang Anda jalani dengannya," saran Panchal. Boynton melanjutkan, "Hubungan asmara butuh perawatan. Pekerjaan, anak dan komitmen lain bisa mengubah daftar peringkat kehidupan cinta Anda. Ini tidak harus terjadi. Setiap tahun, evaluasi sampai tahap apa hubungan Anda dan kerja samalah sehingga Anda berdua merasa bahagia. Pikirkan baik-baik pertanyaan 'Apa yang bisa kami lakukan agar bisa bahagia?' Anda berdua perlu berkomunikasi agar hubungan Anda langgeng dan praktekkan sedini mungkin." 

 

Penulis : aura.co.id
Editor : aura.co.id