Pandemi Berkepanjangan, Yuk Cek Kesehatan Mental Anak

Wida Kriswanti | 1 Februari 2021 | 15:30 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Pandemi covid-19 menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak. Banyak penyesuaian besar yang mendadak harus mereka lakukan. Mulai dari sekolah yang berubah menjadi online, terbatasnya pergaulan dengan teman-teman, rekreasi yang tidak leluasa lagi dilakukan, dan lain-lain.

Perubahan-perubahan ini rentan menyebabkan anak mengalami stres hingga depresi. Karena mereka bisa dikatakan "terpaksa" melakukannya, sesuai peraturan yang ditetapkan.

Adakah cara mudah mendeteksi apakah anak mulai mengalami gangguan kesehatan mental atau tidak? Berikut ini beberapa tanda atau gejala yang bisa orang tua perhatikan, seperti dilansir MLive.

1. Apakah anak lebih banyak mengurung diri di kamarnya? Menghindari keluarga? Menghabiskan lebih banyak waktu dengan gawainya?

2. Apakah anak menunjukkan emosi ekstrem. Marah, menangis, cemas berlebihan, kebingungan, dan lain-lain?

3. Apakah jadi terlalu banyak makan atau sebaliknya terlalu sedikit makan?

4. Apakah mengalami perubahan pola tidur, menjadi banyak sekali atau sangat kurang? Apakah kehilangan fokus karena kelelahan (non fisik) ekstrem?

5. Apakah anak jadi menurun minatnya terhadap ragam aktivitas yang biasanya disukai?

6. Apakah ada gangguan fisik baru, seperti sakit kepala atau nyeri perut?

7. Apakah anak mulai enggan sekolah (belajar online)?

8. Apakah anak mulai terlihat bergejala OCD seperti mencuci tangan atau bersih-bersih berlebihan?

9. Apakah anak menunjukkan tanda-tanda melukai dirinya sendiri?

10. Apakah anak mendadak payah dalam hal pembelajaran sekolah?

11. Apakah ada tercium aroma psikotropika dan gejalanya, seperti mulut berbau atau mata merah pada anak?

12. Apakah anak bertingkah laku berbeda dari biasanya?

13. Untuk anak-anak yang lebih muda, apakah ada kemarahan yang berlebihan seperti dengan teriakan, tendangan, dan memaki terhadap orang tua dan saudaranya?

Jika terjadi satu atau lebih pada anak, ada baiknya untuk mulai mengobrol dari hati ke hati dengan anak. Tanyakan apa yang menjadi kesedihannya, kemarahannya, perubahan sikapnya, dan lain-lain. Jika merasa tidak mampu melakukannya dengan benar, bantuan ahli bisa jadi dibutuhkan.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor : Wida Kriswanti