Menjadi Korban Ghosting, Ini Risiko Terburuk yang Akan Dialami

Wida Kriswanti | 8 Maret 2021 | 23:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM -  

Tentu tak ada seorang pun membayangkan akan menjadi korban ghosting oleh pasangannya sendiri. Ketika pasangan yang selama ini tidak terlihat bermasalah, namun tiba-tiba menghilang tanpa penjelasan, tentu akan menyisakan perasaan kacau.

Ya, kacau. Karena perasaan yang menghinggapi korban bisa jadi tidak jelas bentuknya. Berbeda dengan patah hati dan sedih yang biasanya dialami saat menghadapi perpisahan atau putus hubungan secara normal. Korban ghosting bahkan bingung apakah harus merasa sedih atau tidak. Apakah ini nyata atau tidak. Ketika seseorang yang begitu akrab sebelumnya, lalu tiba-tiba membalas chat atau mengangkat telepon saja susah, betapa membuat bingung.

Disebutkan Anggia Chrisanti Darmawan, praktisi psikologi sekaligus founder sekolah keluarga SEKAR, bahwa setidaknya ada dua risiko terburuk yang akan dialami korban.

1. Trauma

Apalagi jika hubungan sudah cukup lama, sudah cukup mendalam, intens, dan bahkan melibatkan banyak orang. Misal sudah sangat saling mengenal antar keluarga, sudah saling terlibat dalam kehidupan pasangannya (sudah saling kenal, akrab, main, nongkrong bareng dengan lingkungan teman sekolah, kampus, pekerjaan, dan lainnya). Sehingga korban menjadi trauma/ketakutan untuk memulai hubungan baru lagi.

2. Trauma yang berdampak mendalam secara psikologis

Yaitu membentuk perasaan tidak berharga, tidak diinginkan, dan ditolak. Emosi yang dapat terjadi akibat perasaan tersebut dari mulai sekadar sedih, takut, marah, malu, sakit hati, dendam, mudah curiga, mudah cemas, menurunnya kepercayaan diri, putus asa, hingga frustasi dan depresi.

Penulis : Wida Kriswanti
Editor : Wida Kriswanti