Ingin Punya Momongan? Ini Jumlah Sperma Yang Mesti Anda Pasok Saat Berhubungan
TABLOIDBINTANG.COM - Setelah menikah, pasangan suami istri mendamba kehadiran momongan. Masalahnya, "bikin" momongan tak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang mesti diperhatikan pasangan suami istri jika ingin segera dikaruniai momongan, termasuk kualitas sperma. Hal tersebut terungkap dalam peluncuran suplemen "Sutra Perkasa: Rahasia Stamina Pria Perkasa" di Jakarta, pekan ini. Hadir sebagai salah satu narasumber, pakar Andrologist dr. Nugroho Setiawan Sp.And.
Nugroho mengatakan, saat berhubungan intim, sperma yang dikirim suami mesti berkualitas tinggi. "Beberapa suami masih beranggapan bahwa bisa 'main' dengan durasi lama itu indikasi ia pria yang hebat. Maaf, itu keliru. Anda main lama, namun kualitas sperma Anda buruk atau sperma yang Anda berikan tua ya sama saja. Anda harus tahu parameter sperma jelek atau bagus," terang Nugroho dalam sesi wawancara empat mata dengan tabloidbintang.com.
Jelek di sini maksudnya, bentuk spermanya jelek, gerakannya tidak gesit, atau jumlah sperma yang Anda kirimkan ke rahim pasangan tidak memadai. Nugroho membuka fakta, jumlah ideal sperma yang mesti dikirim adalah 15 juta per mililiter. Data ini, berdasarkan jurnal resmi Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-bangsa atau WHO pada 2010.
"Jumlah minimalnya 15 juta sperma dari total 39 juta sperma per mililiter. Yang bergerak maju minimal 32 persen, bentuk sperma normal idealnya 15 persen. Kalau bentuk sperma Anda tidak normal maka akan ditolak oleh mulut rahim. Ingat, mulut rahim perempuan itu ada 'satpam'-nya. Namanya, lendir mulut rahim. Ia menjaga rahim dari barang-barang yang tidak berguna," ulasnya.
Ia kemudian mengkritisi beberapa suami yang ingin tampil prima di hadapan pasangan dengan obat kuat. Nugroho menyebut, sah-sah saja menggunakan obat kuat asal bukan obat yang dibeli sendiri. Obat kuat harus diberikan oleh dokter sehingga ada pihak yang bertanggung jawab atas penggunaan obat tersebut. Pemakaian obat, termasuk obat kuat, ada indikasi dan kontra-indikasi yang mesti diperhatikan. Semua itu, harus diperhitungkan dan diawasi dokter.
"Misalnya, suami Anda hipotensi lalu menenggak obat kuat. Bisa jadi suami Anda malah meninggal. Obat-obat semacam ini bekerja dengan membuka pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Kalau tekanan darah suami Anda sudah rendah, ditambah obat kuat yang notabene menurunkan tekanan darah, ini membahayakan keselamatan suami," urai dia.
-
Gaya Hidup
Mukernas PPLIPI Wujudkan Pemberdayaan Perempuan Melalui UMKM
RomauliSabtu, 9 Oktober 2021 -
Gaya Hidup
Menteri Bintang Puspayoga Sebut 5 Tantangan Yang Dihadapi Perempuan Indonesia
Yoga PrakosoJumat, 1 Oktober 2021 -
Gaya Hidup
Momen Pandemi Wujudkan Wanita Berdaya dengan Mental Juara
RomauliMinggu, 26 September 2021 -
Gaya Hidup
Dua Tokoh Wanita Ini Berbagi Tip Menjadi Wanita Tangguh dan Mandiri
RomauliRabu, 22 September 2021 -
Hollywood
Raih Sukses Pada Usia 50an, Para Perempuan AS Ini Tampil Percaya Diri di Kancah Politik
Adisti Regita (Anggota Perempuan Indonesia Satu)Minggu, 12 September 2021 -
Film Tv Musik
Alasan Rizky Febian Lebih Memilih Kolaborasi dengan Penyanyi Perempuan Dibanding Laki-laki
Indra KurniawanRabu, 8 September 2021 -
Gaya Hidup
Orang Pelit Dibenci, Lalu dengan Siapa Berjodoh? Mungkin dengan yang Sama Pelitnya
RedaksiSenin, 6 September 2021 -
Gaya Hidup
Optimalkan Peran Perempuan Di Dunia Usaha Memasuki Era Digital
Yoga PrakosoJumat, 27 Agustus 2021 -
Hollywood
Baru Gabung Instagram, Angelina Jolie Unggah Surat Dukungan untuk Perempuan Afghanistan
RedaksiSabtu, 21 Agustus 2021